Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
BBC

Cerita di balik kursi yang digunakan Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta – ‘Kerukunan antar umat kita simbolkan dalam pembuatan kursi Paus’

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memberikan kebanggaan tersendiri bagi para siswa dan guru di sebuah sekolah menengah kejuruan…

zoom-in Cerita di balik kursi yang digunakan Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta – ‘Kerukunan antar umat kita simbolkan dalam pembuatan kursi Paus’
BBC Indonesia
Cerita di balik kursi yang digunakan Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta – ‘Kerukunan antar umat kita simbolkan dalam pembuatan kursi Paus’ 

Di kursi tersebut juga terpampang tulisan aksara Jawa yang mempunyai arti "Persembahan dari Keluarga Besar SMK PIKA Semarang".

Sementara kursi lainnya meski dibuat dengan rangka kayu berwarna cokelat muda, bagian sandaran dan dudukan kursi dilapisi bantalan tebal berwarna tebal. Simbol Vatikan tampak menghiasi sandaran kursi.

Penanggung jawab tim siswa pembuat kursi Paus, Endru, menjelaskan bagaimana proses dan tahapan pembuatan kursi tersebut.

“Pertama pembahanan, lalu proses konstruksi, lanjut perakitan, pengamplasan lalu finishing,” ungkapnya proses-proses yang ia lalui.

Endru mengaku menemui sejumlah kesulitan selama proses pembuatan kursi tersebut.

Pasalnya, kursi yang dibuat bukanlah untuk orang sembarangan sehingga perlu memperhatikan detail-detail khusus, seperti ukuran dan desain yang ditentukan secara spesifik.

“Kita mendesain itu, tentu sempat terjadi perbedaan pendapat sehingga ada yang setuju atau kurang setuju. Di sini kita juga melibatkan guru pendamping desain untuk memberi masukan,” terangnya.

BERITA TERKAIT

Bahkan, para siswa betul-betul memperhatikan jenis kayu untuk materi dasar kursi ini. Mereka menghendaki kayu dengan kualitas terbaik, yakni kayu jati daerah tandus.

Endru beralasan, kayu jati yang tumbuh di daerah tandus memiliki serat kayu yang lebih halus dan memiliki kandungan minyak, sehingga terhindar dari rayap.

Terlepas dari tantangan dan kesulitan yang dihadapi selama pembuatan kursi, Endru mengaku bangga bisa mendapatkan pengalaman yang langka ini.

“Tentunya banyak pengalaman baru yang kita pelajari dan kita dapat,” pungkasnya.

Salah satu karyawan produksi industri mebel milik SMK PIKA Semarang yang terlibat dalam pembuatan kursi khusus untuk Paus ini adalah Kuncoro.

“Ini semacam pekerjaan yang bener-bener spesial bagi kami karena kita kombinasikan kayu dan rotan, sehingga menjadi pengalaman menarik bagi anak-anak juga,” terangnya.

Ketika ditemui pada akhir Agustus lalu, pria berusia 50 tahun ini tengah sibuk mengerjakan replika atau tiruan dari kursi rotan Paus.

Setelah dua kursi dikirim ke Jakarta pada Mei silam, kata Kuncoro, pihak panitia penyambutan Paus meminta dibuatkan replika kursi yang nantinya akan dipajang di Museum Katedral.

“Dalam prosesnya kita kolaborasi antara bengkel pendidikan ke bengkel produksi. Kita kolaborasi untuk pembuatan kursi Paus. Kita memang melibatkan anak-anak untuk pembelajaran,” jelas Kuncoro.

Kepala Sekolah SMK PIKA, FX Marsono, menambahkan bahwa semua biaya pembuatan kursi ditanggung oleh Yayasan PIKA. Ketika ditanya berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan kursi ini, Marsono mengaku tak mengetahui secara pasti.

Marsono mengaku tidak memedulikan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembuatan kursi dan memastikan untuk memberikan persembahan terbaik untuk Paus Fransiskus.

Namun, dia mengungkap harapan besar terkait kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.

“Sebagai sekolah Katolik, sebagai umat Katolik, semoga kedatangan Bapak Paus bisa meningkatkan iman umat Katolik yang ada di Indonesia. Supaya bisa hidup dengan cinta kasih, dengan rukun terhadap sesama," harapnya.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia dari 3 hingga 6 September 2024. Puncak kunjungannya ke Indonesia adalah perayaan Misa Suci di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta pada Kamis (05/09).

Misa agung Paus Fransiskus itu bakal digelar selama 1,5 jam dan dihadiri 86.000 umat Katolik di seluruh Indonesia.

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyebut kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momentum untuk menyuarakan pesan persatuan antar-umat beragama menuju kemanusiaan yang lebih baik, persaudaraan sejati, dan kebaikan untuk masyarakat..

"Pesan-pesan itu saya yakin akan disampaikan bukan hanya untuk internal Gereja Katolik, tapi juga inklusif untuk seluruh pihak-pihak yang akan terlibat," kata perwakilan KWI sekaligus Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Romo Thomas Ulun Ismoyo dalam gelar wicara daring di Jakarta, Senin (26/08), seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Lawatan itu menjadi bagian perjalanan apolistik Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik. Selain Indonesia, Paus Fransiskus juga akan menyambangi Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, dalam perjalanan apolistik yang dijadwalkan berlangsung hingga 13 September 2024.

Sebelum Paus Fransiskus, Indonesia pernah dua kali dikunjungi oleh Pemimpin Tertinggi Takhta Suci Vatikan. Mereka adalah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Paus Paulus VI adalah pemimpin gereja Katolik pertama yang menginjakkan kaki di Indonesia, yakni pada 3-4 Desember 1970.

Kedatangan Paus Paulus VI disambut antusias oleh masyarakat Indonesia, termasuk Presiden Presiden Soeharto yang menyambutnya secara langsung ketika mendarat di Bandara Kemayoran pada 3 Desember 1970.

Dikutip dari kantor berita Antara, dalam pertemuan dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Paus Paulus VI menyampaikan penghargaan kepada bangsa Indonesia yang dinilainya dinamis, memiliki keinginan maju, serta menjunjung penghormatan atas kebiasaan spiritual.

Dalam kunjungannya, Paus Paulus VI juga sempat memimpin perayaan ekaristi di Stadion Utama Senayan—sekarang bernama Stadion Utama Gelora Bung Karno. Perayaan ekaristi ini diikuti oleh puluhan ribu masyarakat yang datang dari seluruh Indonesia, mulai dari Sumatra hingga Papua.

Pemimpin Gereja Katolik kembali berkunjung ke Indonesia ketika Paus Yohanes Paulus II datang pada 9-14 Oktober 1989.

Dia menyambangi sejumlah kota, yakni Jakarta, Yogyakarta, Maumere, Dili—yang saat itu masih jadi bagian Indonesia—dan Medan.

Kekaguman atas Pancasila serta penekanan pentingnya setiap bangsa memiliki pandangan hidup dan dasar falsafah negara menjadi pesan yang kerap digaungkan Paus Yohanes Paulus II dalam kunjungannya ke kota-kota di Indonesia.

Dalam kunjungannya ketika itu, Paus Yohanes Paulus II menyampaikan pesan sederhana kepada umat Katolik di Indonesia agar meneguhkan iman kepada Kristus.

Seluruh umat Katolik diharapkan untuk meneruskan pesan kasih kepada sesama dan menjaga perdamaian.

Sumber: BBC Indonesia
BBC
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas