Hizbullah Lancarkan Serangan Terbesar ke Israel sejak Bulan Lalu, Kiryat Shmona Terbakar
Hizbullah menembakkan banyak roket ke Israel utara. Kiryat Shmona dilanda kebakaran.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
Adapun pada 25 Agustus, Hizbullah menembakkan 250 hingga 350 roket. Itu adalah serangan terbesar ke Israel selama perang saat ini.
Selepas itu, jumlah roket yang ditembakkan Hizbullah menurun. Hizbullah jarang menembakkan lebih dari 30 roket.
Hizbullah diyakini masih memiliki 140.000 roket. Sebelum perang, jumlah roket Hizbullah diperkirakan mencapai 150.000.
Warga Israel utara marah
Bulan lalu warga di Israel utara mengamuk dan mengungkapkan kemarahannya kepada pemerintah.
Mereka merasa serangan IDF ke Lebanon akhir pekan lalu “tidak mencukupi”. Di samping itu, mereka mengaku “ditelantarkan”.
Adapun serangan itu adalah balasan Israel atas serangan besar Hizbullah.
Ketua Dewan Regional Mateh Asher, Moshe Davidovitch, mengungkapkan kemarahannya kepada Menteri Pendidikan Kisch.
Baca juga: Tepi Barat Bisa Produksi Bom Sendiri, Pakar Israel: Tak Lagi Pakai Batu, Kini Mirip Hizbullah
Kala itu Davidovitch mengklaim tidak akan membuka sekolah hingga militer Israel bisa memastikan keamanan warga Israel utara.
“Saya sudah muak dengan pertunjukan itu. Kita tidak akan memulai tahun ajaran sekolah di tempat yang tidak terlindungi. Penduduk akan menderita [karena keputusan ini], tetapi kemudian mereka akan berterima kasih karena tidak ada yang terluka. Kemarin kalian [pemerintahan Benjamin Netanyahu] menunjukkan kepada kami betapa kalian menganggap rendah kami,” ujar Davidovitch dikutip dari The Cradle.
Dia mengatakan pemerintah Israel tak akan pernah dimaafkan atas hal itu.
“Fakta bahwa kalian meninggalkan kami dan membakar kami hidup-hidup akan tercatat. Kalian menelantarkan kami dan melemparkan kami kepada anjing.”
Davidovitch mengklaim dia tak akan berkomunikasi lagi dengan pemerintah Israel.
Sementara itu, perwakilan Kementerian Pendidikan berujar kepada para kepala daerah bahwa warga mereka akan mendapat bantuan berdasarkan kebutuhan tiap individu.
Sebagian besar pemukiman di Israel utara sudah dievakusi setelah Hizbullah mulai menyerang Israel tanggal 8 Oktober 2023.
(Tribunnews/Febri)