Ogah Dukung Rencana Zelensky, Petinggi Ukraina Kompak Resign Massal di Tengah Gejolak Perang
Sejumlah pejabat tinggi di Kementerian Ukraina kompak mengundurkan diri atau resign massal.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sri Juliati
Melansir informasi dari media asal AS, pencopotan jabatan oleh Zelensky dilakukan setelah adanya kerugian besar dalam peperangan.
"Pencopotan kali ini terjadi setelah serangan besar-besaran Rusia di Donbass yang sangat merugikan militer Ukraina," jelas Washington Post.
Ukraina Krisis Pasukan
Terpisah, di tengah isu pengunduran diri massal, Ukraina kini dilanda ancaman krisis pasukan.
Presiden Zelensky mencatat per awal Februari kemarin, Ukraina dilaporkan telah kehilangan 31.000 pasukannya.
Imbas ancaman ini sejumlah anggota pakta NATO berencana untuk mengirimkan sejumlah pasukannya ke Ukraina.
Meski masih dalam tahap rencana, tapi hal tersebut memicu kepanikan bagi Rusia. Putin menilai campur tangan negara Barat dalam perang Ukraina hanya akan memperburuk situasi.
Alasan tersebut yang mendorong Rusia untuk mengubah status perang dengan Ukraina.
"Kami sedang berperang. Memang benar, ini dimulai sebagai operasi militer khusus tetapi segera setelah sebuah kelompok terbentuk dan kolektif Barat bergabung di pihak Ukraina, hal itu berubah menjadi perang bagi kami," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Tak hanya itu, pada kesempatan tersebut Putin juga mengungkap rencana Rusia yang akan meningkatkan produksi massal sejumlah rudal hipersonik termasuk Kinzhal dan Zircon.
(Tribunnews.com/Namira Yunia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.