Rusia Curiga Uni Eropa Bantu Ukraina Serang Wilayah Kursk
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Uni Eropa mungkin terlibat membantu Ukraina menyerang wilayah perbatasan Rusia,
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Uni Eropa mungkin terlibat membantu Ukraina menyerang wilayah perbatasan Rusia, Kursk.
"Dengan dalih hak untuk membela diri dan mengutip Piagam PBB, Uni Eropa, dengan kegigihan dan alasan yang lebih baik, membenarkan segala serangan teror, kejahatan perang, pembantaian dan penculikan warga sipil, kekerasan seksual terhadap perempuan yang dilakukan oleh militan dan tentara bayaran rezim boneka Kiev," ujar Maria Zakharova dikutip dari TASS, Rabu (4/9/2024).
Dia mengatakan itu setelah mencermati Josep Borrell, petinggu Uni Eropa, yang sepenuhnya mengetahui tindakan tentara Ukraina di Wilayah Kursk.
"Ini mungkin merupakan indikasi bahwa UE terlibat dalam satu atau lain cara dalam proses yang terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan serangan terhadap wilayah Rusia," kata diplomat Rusia itu.
Serangan besar-besaran terhadap Wilayah Kursk oleh tentara Ukraina dilancarkan pada tanggal 6 Agustus.
Keadaan darurat federal telah diumumkan di wilayah tersebut, begitu pula dengan beberapa peringatan serangan udara.
Warga dari distrik perbatasan dievakuasi ke tempat yang aman.
Menurut Kementerian Keadaan Darurat Rusia, lebih dari 10.000 pengungsi, termasuk lebih dari 2.700 anak-anak, telah ditempatkan di 200 pusat akomodasi sementara di 31 wilayah Rusia.
Rusia Serang Poltava
Sementara itu, Kyivindependent melaporkan pasukan Rusia meluncurkan dua rudal balistik terhadap kota Poltava pada 3 September 2024.
Rudal itu menewaskan sedikitnya 51 orang dan melukai 271 orang, menurut informasi terbaru yang dibagikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Institut Komunikasi Militer dan fasilitas medis di dekatnya terkena serangan itu.
Bangunan lembaga pendidikan itu hancur sebagian, kata Zelensky .
"Interval waktu antara alarm dan kedatangan rudal mematikan itu begitu singkat, sehingga menimpa orang-orang saat evakuasi ke tempat perlindungan bom," kata Kementerian Pertahanan .
Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan, sementara tim penyelamat dan medis terus bekerja di lokasi kejadian.
Tidak ada upacara atau acara lain di dekat lembaga militer pada saat serangan Rusia terjadi, Dmytro Lazutkin, juru bicara Kementerian Pertahanan, mengatakan di televisi nasional, membantah klaim tidak resmi tersebut.
Menurut Kementerian Pertahanan, para siswa sedang belajar, dan kemudian mengikuti ke tempat perlindungan setelah peringatan serangan udara berbunyi, tambah Lazutkin.
Zelensky telah memerintahkan penyelidikan operasional atas keadaan serangan terhadap Poltava .