Ukraina Tetap Duduki Kursk, Zelensky Ogah Umbar 'Prestasi' setelah Tahun Lalu Gagal Balas Rusia
Presiden Ukraina, Zelensky, berjanji akan tetap menduduki Kursk. Ia tak mau umbar pencapaian dan rencana militer setelah tahun lalu gagal balas Rusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan pasukan Ukraina akan tetap menduduki sebagian wilayah Kursk, Rusia.
Surat kabar NBC News bertanya kepada Zelensky tentang apa yang akan ia lakukan selanjutnya di Kursk setelah berhasil menembus pertahanan Rusia.
Menurutnya, hal ini diperlukan untuk menekan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan menggunakannya sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi perdamaian.
Ia menegaskan Ukraina sebenarnya tidak membutuhkan wilayah tersebut, tetapi menguasai Kursk akan memberikan keuntungan dan kekuatan bagi Ukraina.
"Ukraina tidak membutuhkan tanah (Rusia) dan (tidak) ingin membawa gaya hidup Ukraina kami ke sana,” kata Zelensky dalam wawancara yang dipublikasikan NBC News pada Selasa (3/9/2024).
"Kami bermaksud untuk mempertahankan wilayah tersebut karena sangat penting bagi rencana kemenangan Kyiv untuk mengakhiri perang. Untuk saat ini, kami membutuhkannya,” katanya.
Zelensky akan menyampaikan usulan tersebut kepada mitra internasional seperti Amerika Serikat (AS).
Ukraina Rahasiakan Rencana Invasi di Rusia
Dalam wawancara itu, Zelensky menolak mengatakan apakah Ukraina berencana untuk merebut lebih banyak tanah Rusia.
"Saya tidak akan memberi tahu, maaf. Dengan segala hormat, saya tidak dapat membicarakannya," kata Zelensky.
Ia mengatakan ada pertimbangan yang sama yang memaksa Kyiv untuk merahasiakan persiapan serangan Kursk, bahkan dari sekutu dekatnya, AS.
Baca juga: Ogah Dukung Rencana Zelensky, Petinggi Ukraina Kompak Resign Massal di Tengah Gejolak Perang
AS sebelumnya berulang kali mengatakan pihaknya tidak mengetahui rencana invasi Ukraina di Kursk.
"Ya, kami tidak memberi tahu siapa pun. Dan ini bukan masalah kurangnya kepercayaan," kata Zelensky.
Menurutnya, serangan balik Ukraina pada musim panas tahun lalu gagal dalam banyak hal karena banyaknya iklan dan pembicaraan, yang memberi Rusia kesempatan untuk bersiap.
"Kali ini, bahkan dinas intelijen Ukraina tidak mengetahuinya," katanya.