Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Kepala Staf IDF: Israel Berada pada Titik Terendah Sejak Didirikan

Bagaimana sejarah berdirinya Israel? Sejak perang Gaza Pecah negara zionis itu diklaim mengalami titik terendah mereka sejak didirikan 14 Mei 1948

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Mantan Kepala Staf IDF: Israel Berada pada Titik Terendah Sejak Didirikan
AFP/JACK GUEZ
Ribuan pengunjuk rasa mengangkat bendera dan plakat selama unjuk rasa antipemerintah yang menyerukan pembebasan warga Israel yang disandera oleh militan Palestina di Gaza sejak Oktober, di Tel Aviv pada 1 September 2024. - Keluarga sandera Israel telah menyerukan pemogokan umum nasional yang dimulai pada malam 1 September untuk memaksa pemerintah mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan tawanan yang masih ditawan di Gaza. (Photo by JACK GUEZ / AFP) 

Mantan Kepala Staf IDF: Israel Berada pada Titik Terendah Sejak Didirikan

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kepala Staf Militer Israel (IDF), Gadi Eisenkot memberikan kritik menohok ke Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan mengatakan kalau “Israel berada pada titik terendah sejak didirikan”.

Pernyataan Eisenkot itu dilontarkan dengan alasan ketidakmampuan Israel untuk mencapai tujuan perang yang sudah berlangsung 11 bulan di Jalur Gaza, ditambah pengerahan kekuatan besar-besaran IDF di Tepi Barat dalam dua pekan terakhir.

Baca juga: Perwira Israel: Iran Luncurkan Rudal Berkecepatan 500 Km/Jam, IDF Megap-megap Tanpa Bantuan AS

Dalam konferensi pers bersama dengan kepala Partai Persatuan Nasional, Benny Gantz, Eisenkot juga mengatakan ancaman Iran telah diabaikan selama Netanyahu menjabat sebagai Perdana Menteri.

Kedua tokoh oposisi pemerintah Israel itu juga mengecam sikap ngotot Netanyahu untuk tetap mempertahankan kendali IDF atas Koridor Philadelphia.

Eisenkot mengatakan kalau Netanyahu “mendelegitimasi” Menteri Pertahanan Yoav Gallan dan perwira militer Israel dalam pernyataannya mengenai kendali perbatasan Gaza-Mesir tersebut.

Baca juga: Israel Bikin Marah Dua Negara Tetangga, Yordania Bela Mesir Soal Koridor Philadelphia 

Prajurit Militer Israel (IDF) berlari untuk berlindung dari sergapan dalam agresi militer mereka di Gaza. Agresi militer Israel memasuki bulan ke-11 dan belum mencapai target yang ditetapkan.
Prajurit Militer Israel (IDF) berlari untuk berlindung dari sergapan dalam agresi militer mereka di Gaza. Agresi militer Israel memasuki bulan ke-11 dan belum mencapai target yang ditetapkan. (khaberni/HO)

Perang Gaza Habiskan Keuangan Israel 

Dalam konteks perang di Jalur Gaza yang sudah berlangsung dalam 11 bulan terakhir, postur anggaran baru Israel mengungkap kalau Gaza sebagai tempat Operasi Militer termahalnya.

Berita Rekomendasi

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyampaikan usulan anggaran negara untuk tahun 2025 dalam konferensi pers pada hari Selasa, yang menguraikan langkah-langkah penghematan yang signifikan sebagai tanggapan atas perang yang berkepanjangan dan mahal di Gaza.

Usulan anggaran tersebut muncul setelah berminggu-minggu diskusi internal yang intens, ditandai dengan kritik Smotrich terhadap pejabat senior di kementeriannya dan pengecualian mereka dari proses pengambilan keputusan, Middle East Monitor melaporkan .

Anggaran yang diusulkan mencerminkan tekanan ekonomi yang disebabkan oleh apa yang digambarkan Smotrich sebagai perang terpanjang dan termahal dalam sejarah Israel, dengan biaya langsung diperkirakan antara NIS 200-250 miliar (USD 54-68 miliar).

Untuk mengatasi tantangan keuangan, anggaran tersebut mencakup beberapa langkah penghematan yang ditujukan untuk menstabilkan perekonomian.

Langkah-langkah utama dalam usulan anggaran tersebut meliputi:

Membekukan kurva pajak penghasilan: Untuk mencegah kenaikan tarif pajak.

Pembekuan gaji sektor publik: Penghentian kenaikan gaji untuk pegawai publik.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas