Putin Puji Kamala Harris, Sebut Tertawanya Menular, Tulus atau Ada Maksud Tersembunyi?
Presiden Rusia Vladimir Putin tampak mendukung Kamala Harris dengan mengatakan senyumnya menular, tulus atau adakah maksud lain?
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin menarik perhatian publik dengan mengeluarkan pernyataan seolah-olah mendukung dan memuji Kamala Harris, calon presiden AS 2024.
Putin menyebut tertawa Kamala Harris ekspresif dan menular.
Namun, pernyataan Putin muncul di tengah kehebohan dan tuduhan dari intelijen AS bahwa Rusia sebenarnya mendukung Donald Trump melalui kampanye disinformasi.
Maka muncullah pertanyaan besar apakah Putin benar-benar mendukung Harris, atau apakah itu hanya strateginya untuk membantu Donald Trump, seperti yang ia lakukan pada lawan Trump di Pilpres 2016 lalu?
Apa yang Sebenarnya Putin Katakan soal Harris?
Mengutip First Post, saat menghadiri Forum Ekonomi Timur di Vladivostok pada hari Kamis (5/9/2024), Putin ditanya mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat pada bulan November mendatang.
"Favorit kami, jika boleh disebut begitu, adalah presiden saat ini, Joe Biden. Namun, ia keluar dari persaingan, dan ia merekomendasikan semua pendukungnya untuk mendukung Ibu Harris. Baiklah, kami akan melakukannya – kami akan mendukungnya," kata Putin sambil menyeringai.
Putin melanjutkan, "Harris tertawa dengan sangat ekspresif dan menular, yang berarti dia baik-baik saja."
Mengutip India Times, komentar Putin memicu tepuk tangan dari hadirin, yang menunjukkan bahwa itu mungkin lelucon.
Moderator forum juga tersenyum saat Putin memberikan komentarnya.
Respons Donald Trump
Donald Trump segera menanggapi komentar Putin itu, meskipun dengan emosi yang campur aduk.
"Saya tidak tahu apakah saya merasa terhina atau dia telah membantu saya," kata Trump saat berkampanye di New York, Jumat (6/9/2024).
Baca juga: Vladimir Putin Akui Suka Lihat Tawa Kamala Harris Kayak Menular, Beda dengan Donald Trump
Meskipun Putin tampaknya memuji Harris, Trump tetap berpotensi diuntungkan oleh adanya campur tangan Rusia.
Badan intelijen AS telah lama menyatakan bahwa Moskow lebih memihak Trump, sebagian besar karena Trump menentang dijatuhkannya sanksi terhadap Rusia.
Dalam sesi tanya jawab setelah pidato ekonominya, Donald Trump mengkritik penggunaan sanksi yang terus berlanjut terhadap Rusia.