Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Disebut Pangkalan Imperialisme, Israel Diduga Didirikan untuk Bantu Barat Menjarah Timur Tengah

Aktivis mengatakan Israel sengaja didirikan untuk membantu negara Barat menjarah dan Timur Tengah.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Disebut Pangkalan Imperialisme, Israel Diduga Didirikan untuk Bantu Barat Menjarah Timur Tengah
Laman IDF
Foto memperlihatkan empat tank Israel di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM – Negara Israel diduga sengaja didirikan untuk membantu negara-negara Barat menjarah dan menguasai Timur Tengah.

Dugaan itu disampaikan oleh aktivis politik bernama Joti Brar yang menjadi Wakil Ketua Partai Komunis Inggris.

Munculnya negara Israel tak bisa lepas dari Deklarasi Balfour yang dikeluarkan pemerintah Inggris tahun 1917.

Deklarasi itu menandai mulainya dukungan Barat terhadap pendirian negara Israel. Inggris berkomitmen mendirikan "negara untuk orang Yahudi" di kawasan Levant.

Beberapa Zionis menganggap pendirian Israel sebagai tindakan bagus untuk melawan prasangka mengenai Yahudi di Eropa.

Namun, para sejarawan mengatakan Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, punya motivasi tersendiri di balik deklarasi itu.

Dia diduga ingin menenangkan masyarakat Inggris yang khawatir karena terjadi peningkatan imigrasi orang Yahudi ke Inggris.

Berita Rekomendasi

Barat sudah mendukung Israel selama puluhan tahun. Namun, Brar mengatakan motivasi Barat menyokong Israel itu jauh dari ide altruistik atau ide untuk menolong.

 "Tetapi kenyataannya adalah, langkah lain untuk maju tidak ditemukan karena sejauh menyangkut fakta mengenai Israel, Israel adalah pangkalan imperialisme Anglo-Amerika di Timur Tengah untuk menguasai sumber daya kawasan itu," kata Brat dalam acara diskusi yang digelar Sputnik, Kamis pekan ini.

"Mereka harus berada di sana. Israel adalah pangkalan bersenjata mereka di dunia Arab untuk mengontrol dunia Arab dan untuk menjaga agar hasil jarahan tetap mengalir."

Seperti Brar, pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Mao Zedong, juga pernah menyatakan Israel sebagai pangkalan imperialisme Barat.

Baca juga: 200.000 Pemukim Israel Terpaksa Hidup Berdampingan dengan Drone & Rudal Hizbullah, Pejabat Muak

"Imperialisme takut kepada Tiongkok dan Arab. Israel dan Formosa (Taiwan) adalah pangkalan imperialisme di Asia," kata Mao kepada utusan Organisasi Pembebasan Palestina tahun 1965.

Brar mengatakan sejumlah pihak membenarkan keberadaan negara Israel dengan alasan "penentuan nasib sendiri bagi orang Yahudi" atau "dekolonisasi".

Akan tetapi, Brar menyebut para pendiri ideologi Zionisme sudah dengan jelas menyampaikan Zionisme sebagai proyek kolonial.

"Anda diundang untuk membantu membuat sejarah," tulis Theodor Herzl, pendiri Zionisme, dalam surat tahun 1902 kepada Cechil Rhodes, seorang white supremacist atau orang yang menganggap kulit putih lebih unggul.

"Hal itu tidak akan melibatkan Afrika, tetapi sepotong Asia Minor, bukan orang Inggris, tetapi Yahudi. Lalu bagaimana saya berpaling kepada Anda meski ini persoalan yang jauh dari Anda? Bagaimana? Karena itu sesuatu yang kolonial," demikian isi surat Herzl.

Migrasi orang Yahudi ke Palestina meningkat drastis semenjak Deklarasi Balfour dibuat.

Geng paramiliter pun muncul di Palestina. Kelompok teroris seperti Lehi dan Irgun mulai menyerang para pribumi Palestina.

Adapun negara Israel didirikan tahun 1948. Akan tetapi, banyak organisasi internasional yang menganggap Israel sebagai negara apartheid.

"Minyak tetap menjadi komoditas terpenting di dunia saat ini. Minyak menjadi sumber energi yang paling penting untuk dunia, industri, dan perang, dan minyak adalah aset yang paling signifikan secara geopolitik untuk alasan itu," kata Brar.

Baca juga: Paus Fransiskus Mengecam Kematian Anak-anak Gaza Akibat Pemboman Israel

"Tanpa menguasai minyak dan mampu menjarahnya dengan harga paling rendah dengan cara yang mereka lakukan karena posisi kolonial mereka di kawasan itu, maka imperialisme akan berada dalam masalah besar. Apa yang tersisa dalam ekonomi mereka akan tumbang."

Brar kemudian menjelaskan alasan Zionisme sangat penting bagi Barat.

"Alasannya adalah Zionisme adalah alat mereka untuk mengontrol kawasan itu dan sumber daya kawasan itu. Tanpa sumber daya itu, mereka akan berada dalam masalah yang sangat, sangat besar."

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas