Hamas Sudah 'Selesai', Pejabat AS: Militer Israel Putuskan Mulai Perang Besar Lawan Hizbullah
AS menyatakan Israel memutuskan untuk menyerbu Lebanon dalam perang skala besar lawan Hizbullah seusai mengklaim kalau Hamas sudah selesai di Gaza
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Gallant mengatakan bahwa dia percaya gencatan senjata dengan Hamas juga dapat menurunkan ketegangan di wilayah utara Israel dengan Hizbullah.
Baca juga: Debat Capres AS 2024: Donald Trump Sebut Kamala Harris Benci Israel, Abaikan Pidato Netanyahu
Bila ketegangan tersebut mereda, Gallant menilai warga Israel yang telah mengungsi sejak 8 Oktober 2023 dari wilayah tersebut dapat kembali ke rumah mereka di utara Israel, dekat perbatasan Lebanon.
“Mencapai kesepakatan juga merupakan kesempatan strategis yang memberikan kami peluang tinggi untuk mengubah situasi keamanan di semua front,” kata Gallant.
Namun demikian, Gallant mengaku tak mau menggantungkan hasil tersebut melalui perundingan gencatan senjata.
Demi mengantisipasi kemungkinan terburuk, Ia mengaku pengalihan fokus pasukan IDF ke utara Israel menjadi hal yang harus diprioritaskan saat ini.
Gallant mengatakan bahwa IDF sendiri telah memindahkan fokusnya ke front pertempuran di wilayah utara Israel .
“Pusat gravitasi peperangan kini bergerak ke utara, kami mendekati penyelesaian misi kami di selatan, tetapi kami memiliki tugas di sini yang belum dilaksanakan, dan misi ini adalah mengubah situasi keamanan dan mengembalikan penduduk ke rumah mereka,” katanya kepada para reservis Brigade Oded di utara Israel.
“Instruksi-instruksi ini mungkin adalah hal yang telah anda tunggu-tunggu, saya sudah berikan instruksi ini di selatan dan melihatnya bekerja dengan baik,” kata Gallant yang mengacu pada operasi ofensif jalur darat IDF di Gaza.
Dia menambahkan bahwa perintah semacam itu akan datang ke wilayah utara Israel juga dan para tentara yang bertugas harus siap untuk melaksanakan misi ini.
“Kami sedang menyelesaikan pelatihan seluruh urutan pertempuran untuk operasi darat [di Lebanon], dalam semua aspeknya,” kata Gallant.
“Saya sudah melihat dalam banyak situasi di mana saya berdiri di samping pasukan yang mengatakan kepada saya: ‘Anda hanya berbicara.’ Setelah seminggu, saya bertemu mereka di lapangan.”
Gallant menggambarkan situasi saat ini sebagai “persimpangan strategis” di mana Israel dapat mencapai kesepakatan dengan lawan-lawannya atau berisiko terlibat dalam perang yang lebih luas yang bisa melibatkan Hizbullah dan Iran.
Gallant mengatakan dia lebih memilih kesepakatan, tetapi Israel siap untuk semua skenario.
“Kami mampu membela diri dan kami juga bisa membalas jika perlu,” katanya. “Kami memiliki kemampuan untuk menghantam tujuan strategis apa pun di Iran.” pungkasnya.