Singgung Gaza, Presiden Iran: Jika Kita Tak Miliki Rudal, Israel Akan Mengebom Kapan pun Mereka Mau
Iran tidak akan pernah menyerah pada program rudalnya, karena membutuhkan pencegahan tersebut.
Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
Setelah menjabat pada Januari 2021, Presiden AS Joe Biden mencoba untuk merundingkan kebangkitan pakta nuklir di mana Iran telah membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi AS, Uni Eropa, dan PBB.
Namun, Teheran menolak untuk berunding langsung dengan Washington dan bekerja terutama melalui perantara Eropa atau Arab.
Dia juga mengatakan Teheran belum mengirim rudal hipersonik ke Houthi Yaman, sehari setelah kelompok yang didukung Iran itu mengatakan rudal yang ditembakkannya ke Israel adalah rudal hipersonik.
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, pasukan Israel terus melancarkan serangan mematikan di seluruh Gaza, menewaskan 10 orang di kamp Nuseirat serta menargetkan lingkungan Zeitoun dan Sheikh Radwan di Kota Gaza di mana 10 orang lainnya, termasuk anak-anak, tewas.
Militer Israel, setelah berbulan-bulan menyangkal, mengakui ada “kemungkinan besar” bahwa tiga tawanan Israel yang tewas di Gaza November lalu tewas dalam serangan udaranya sendiri.
Kelompok Houthi di Yaman menembakkan rudal yang mencapai wilayah Israel.
PM Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan meminta "harga yang mahal" dari kelompok tersebut.
Pasukan Israel terus melancarkan serangan di Gaza, menewaskan dua orang di Beit Lahiya utara dan melukai beberapa orang di kamp pengungsi Nuseirat.
Baca juga: Ketar-ketir karena Kerja Sama Rahasia Nuklir Iran-Rusia, AS dan Inggris Disebut Gagal
Serangan itu terjadi setelah 10 warga Palestina tewas dalam dua pengeboman terpisah di Kota Gaza.
Seorang wanita Palestina di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki mengalami keguguran setelah tentara Israel menyerbu rumahnya dan memeriksa anggota keluarganya, menurut kantor berita Wafa.
Ynet News Israel melaporkan bahwa dua roket yang diluncurkan dari Lebanon melintasi wilayah Israel dan meledak di area terbuka, tetapi tidak menimbulkan korban atau kerusakan.
Ibu dari seorang tawanan Israel yang tewas dalam serangan Israel di Gaza pada bulan November telah mempertanyakan klaim militer bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan putranya di jaringan terowongan bawah tanah yang menjadi targetnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya tidak mengeluarkan perintah evakuasi untuk Lebanon selatan dan bahwa selebaran yang dijatuhkan oleh pesawat tak berawak Israel di desa perbatasan pada hari Minggu didistribusikan tanpa izin.
Setidaknya 41.206 orang tewas dan 95.337 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)