Tersangka Percobaan Pembunuhan Trump Diduga Pro-Palestina & Ukraina, Pertanyakan Klaim Israel
Pelaku kasus percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump diduga pro-Palestina dan Ukraina.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Tidak ada alasan pasti mengapa dia membela Ukraina habis-habisan. Namun, para analis menyalahkan media yang mempropagandakan dia. Mereka menduga Routh tidak paham seperti apa perang Ukraina-Rusia.
Routh diduga membela Palestina dalam konflik Israel-Palestina. Dia meragukan klaim kepemilikan Israel atas tanah Palestina.
Pria itu membagikan peta sejarah di Facebook dan mempertanyakan tanah yang dimiliki orang Yahudi di sana.
“Secara historis, tampaknya semuanya adalah Palestina,” tulis dia.
Awalnya adalah pendukung Trump
Routh awalnya adalah pendukung Trump saat Pilpres AS 2016 yang berujung pada kemenangan politikus kontroversial itu.
Akan tetapi, secara perlahan Routh mulai mengkritik Trump, Kata Routh, Trump ingin membuat “pada budak Amerika melawan tuannya”.
Baca juga: Percobaan Pembunuhan Donald Trump Terjadi Lagi, Kali Ini Pelakunya Pendukung Ukraina
Pada tahun 2020 dia berujar bahwa kepemimpinan Trump telah mengecewakannya.
“Saya akan senang jika Anda (Trump) telah pergi,” katanya di X.
Kronologi percobaan pembunuhan
Routh pertama kali dilihat oleh personel Secret Service AS yang menyisir tempat itu sebelum Trump bermain golf.
Kemudian, senapan api terlihat di antara semak-semak. Trump dilaporkan hanya berjarak sekitar 300 hingga 500 yard dari Routh.
Kepala polisi bernama Ric Bradshaw menyebut personel Secret Service segera “melawan” Routh yang memegang senapan. Routh mencoba kabur.
“Secret Service sudah melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan,” kata Bradshaw dikutip dari BBC.
Secret Service melepaskan tembakan ketika melihat Routh. Dilaporkan ada empat atau lima peluru yang ditembakkan.
Routh menjatuhnya senapannya dan berupaya kabur dengan mobil. Dia meninggalkan senapan, alat bidik, dan kamera GoPro.