Bagaimana hubungan Prabowo-Gibran-Jokowi setelah polemik akun Fufufafa meluas?
Polemik akun Fufufafa diperkirakan akan berpengaruh terhadap komunikasi politik Prabowo-Gibran-Jokowi, meskipun para pendukungnya…
Menurut Ismail Fahmi, analisis berdasarkan kecerdasan buatan ini, "Enggak jauh beda dengan pandangan saya”, yang ia klaim “lebih objektif”.
Pertama, menurut analisis Drone Emprit, isu ini dapat merusak reputasi Gibran di mata publik, terutama jika tuduhan yang beredar dianggap serius dan tidak ditangani dengan baik. Citra positif yang telah dibangun selama ini bisa terganggu oleh kontroversi yang berkaitan dengan akun Fufufafa.
“Jika publik menganggap Gibran terlibat atau tidak mampu mengendalikan situasi, hal ini dapat mengurangi dukungan dari pemilih yang sebelumnya mendukungnya,” tulis analisis Drone Emprit.
Ia juga mencontohkan salah satu cuitan dari DokterTifa terkait komentar Fufufafa kepada SBY, dengan total 1.141 interaksi, “menunjukkan bagaimana isu ini dapat digunakan untuk menyerang reputasi Gibran”.
Selanjutnya, hasil analisa Drone Emprit menyebut bahwa polemik ini dapat menciptakan polarisasi antara pendukung Gibran dan lawan politiknya. Pendukung Gibran mungkin merasa perlu untuk membela dirinya, sementara lawan politik akan memanfaatkan isu ini untuk menyerang dan mendiskreditkan Gibran.
“Polarisasi ini dapat mengakibatkan perpecahan di kalangan pemilih, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi hasil pemilihan mendatang,” tulis analisis Drone Emprit.
Terakhir, jika isu ini tidak ditangani dengan baik, kepercayaan publik terhadap Gibran sebagai wapres terpilih dapat menurun. Masyarakat mungkin meragukan kemampuannya untuk memimpin dan mengambil keputusan yang baik.
“Kepercayaan yang hilang ini dapat berdampak pada efektivitas kepemimpinannya di masa depan, terutama dalam menghadapi tantangan politik dan sosial yang kompleks,” tulis analis data Drone Emprit.
Kecerdasan buatan milik Drone Emprit ini juga memberikan saran agar, "Gibran memberikan klarifikasi, menjelaskan posisinya, dan menunjukkan komitmennya terhadap transparansi dan akuntabilitas“.
“Strategi ini penting untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan kepercayaan publik, serta untuk menunjukkan bahwa ia mampu menghadapi tantangan yang ada,” tulis Drone Emprit.
BBC News Indonesia juga bertanya hal serupa pada Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi Politik di Universitas Nasional, Profesor Lely Arrianie.
Menurutnya, isu ini “cenderung menjadi akselerasi keretakan” hubungan Prabowo dengan Jokowi.
“Tentu saja itu akan berdampak (juga) secara politik pada relasi komunikasi politik di antara Pak Prabowo sama Gibran itu sendiri,” katanya.
Bagaimana hubungan Prabowo-Jokowi di depan publik?
Menanggapi polemik akun Fufufafa, Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, "Pak Prabowo tidak terlalu pusing-pusing yang begitu”. Ia juga membantah terjadi "keretakan” hubungan Prabowo-Jokowi atas polemik Fufufafa.
"Yang kayak gini enggak pernah dibahas-bahas. Jadi jangan kemudian ditulis seolah-olah keretakan lah, apa begitu,” kata Dasco seperti disiarkan Kompas TV.
Dalam kemunculan terbaru secara di publik, Prabowo dan Jokowi bertemu saat sidang kabinet paripurna terakhir di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (13/09). Saat itu terjadi momen haru Prabowo saat mengucapkan terima kasih atas kepemimpinan Presiden Jokowi.
Sebagaimana disiarkan akun Instagram milik Partai Amanat Nasional (PAN), Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih kepada jajaran menterinya atas pemerintahan yang berjalan, dan permintaan maaf atas hal yang kurang maksimal.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas kerja keras, dedikasi bapak-ibu semuanya. Kita semuanya harus mendukung penuh program presiden terpilih," kata Jokowi.
Prabowo yang masih menjabat menteri pertahanan menjawab dengan menunjukkan wajah terharu.
"Terima kasih atas nama saya sendiri, sebagai presiden terpilih mungkin juga atas nama rekan-rekan sekalian. Terima kasih atas kepemimpinan," kata Prabowo yang diiringi suara tepuk tangan.
Dalam kesempatan lain, Jokowi juga menyebut "Prabowo Subianto itu sangat spesial. Saya sangat menghormati Pak Prabowo, sangat menghormati”.
“Dalam beberapa kesempatan Pak Prabowo, beberapa kali menyampaikan bahwa beliau sangat cocok. Merasa sangat sayang dengan saya. Ya begitu juga, itu juga yang saya rasakan,” kata Jokowi.
Prabowo juga menepis isu keretakan dengan Jokowi. “Ternyata Prabowo dan Jokowi sudah retak, retak gimana retaknya,” kata Prabowo dalam sambutannya di penutupan Kongres VI PAN, Sabtu (24/08). Ia menyebut isu keretakan hubungan ini sebagai “mau ngadu domba”.
Dalam momen lain, Prabowo juga menyanjung Jokowi.
“Makanya kalau ilmu kepemimpinan belajar dari orang Solo. (Jokowi) datang ke rumah, habis itu bawa undangan mohon hadir pelantikan, waduh bagaimana ini. Makanya kalau urusan tentara-pertahanan tanya Prabowo. Urusan politik, aku datang ke orang Solo ini,” kata Prabowo saat pidato penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra, Sabtu (31/08).
Dalam konteks ini, menurut Prabowo, Jokowi telah menunjukkan sikap kepemimpinan hingga negarawan sejati karena mengajaknya bergabung dalam kabinet. Hal ini setelah Prabowo dikalahkan dua kali dalam putaran Pilpres.
Dihubungi terpisah, Bendahara Umum Projo (Pro-Jokowi), Panel Barus, menilai meluasnya polemik Fufufafa sebagai “Gendang politik adu domba”.
“Saya pikir kita tidak perlu menari-nari di atas tabuhan gendang adu domba ini,” katanya kepada BBC News Indonesia.
Menurutnya, baik Prabowo, Gibran dan Jokowi “tidak menggubris urusan ini”.
“Tetap solid, fokus, bagaimana Pak Prabowo, Mas Gibran menjahit kekuatan bangsa untuk bersatu ke depan, supaya bangsa ini lompat,” katanya.
Ia juga mencurigai ada pihak-pihak tertentu, “yang tidak ingin bangsa ini bersatu. Kenapa? Karena kalau bangsa ini bersatu, tokoh-tokoh nasional bersatu, bangsa kita ini akan lompat jadi bangsa yang maju,” tambahnya.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Dunia politik di Indonesia beberapa kali diwarnai intrik dan keretakan hubungan.
Kemunculan tokoh politik di hadapan publik disebut sebagai "dramaturgi" di mana apa yang ditampilkan, tidak selalu sesuai dengan di balik layar, kata pakar komunikasi politik dari Univeritas Nasional, Profesor Lely Arrianie.
Ia mengambil contoh bagaimana Jokowi disokong mulai dari wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, sampai duduk di Istana Negara oleh PDI Perjuangan (PDIP).
“Jokowi saja bisa meninggalkan Bu Mega (Ketua Umum PDIP) yang begitu besar membuka karpet merah bagi jabatan politik, kekuasaan politik yang dia raih, apalagi Pak Prabowo,” katanya.
Dalam sejumlah kesempatan, Jokowi pernah mengungkapkan Megawati sudah "seperti ibu saya sendiri", seperti dikutip dari Kompas. Namun, sejauh ini keduanya telah berbulan-bulan tidak tampil di publik secara bersamaan. Terakhir keduanya terlihat bersama saat Rakernas PDIP ke-IV di Jakarta, September 2023.
Ia juga mencontohkan bagaimana Jusuf Kalla disebut-sebut menjadi matahari kembar bagi Jokowi saat periode presiden-wakil presiden 2014. Dalam sejumlah hal keduanya berbeda sikap, misalnya persoalan politik praktis Pilkada Jakarta, seperti dikutip Kompas. Namun, dalam sejumlah kesempatan Jusuf Kalla membantah disebut sebagai matahari kembar.
“Pak Jokowi juga dengan Jusuf Kalla dulu kan dianggap punya matahari kembar. Tapi Pak Yusuf Kalla tidak berani menyatakan. Tapi waktu zaman SBY, Pak JK juga,” tambah Lely.
Dalam skup politik yang lebih kecil, sejumlah kepala daerah pecah kongsi dengan wakilnya.
"Dalam politik ucapan terima kasih itu hanya bisa disimbolkan sesaat, setelah itu mereka lupa. Seperti tobat, tobatnya orang makan kepedesan pengen cabai lagi,” kata Lely.
Bagaimana pun kata dia, hubungan Prabowo-Jokowi akan dijawab oleh waktu. “Kita lihat aja nanti perjalanan pada akhirnya,” katanya.