Pilot Penting Angkatan Udara Israel Dipecat Karena Tolak Gempur Gaza, IDF Frustasi dan Kelelahan
seorang pilot tempur penting dalam skuadron besar Angkatan Udara Israel menolak untuk terus terbang selama perang Gaza sat ini
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Amidror menambahkan kalau semakin lama perang berlangsung, semakin sulit untuk terus memberikan dukungan kepada kesiapan pasukan tempur dan kekuatan mereka.
Situasi Berbeda
Surat kabar tersebut melaporkan bahwa Israel sebelumnya telah berhasil melakukan perang singkat di mana Israel dapat mengandalkan pasukan cadangan dan keunggulannya yang luar biasa di bidang teknologi.
Dia mencontohkan, Israel mampu mengalahkan 4 tentara negara Arab dalam perang Juni 1967.
"Permasalahannya, kali ini berbeda," kata surat kabar tersebut.
Ulasan menekankan kalau milisi bersenjata, yang “didanai oleh Iran,” kini menguasai wilayah luas yang berbatasan dengan Israel, dan mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menyingkirkan mereka.
Israel menghadapi dilema lain, yaitu penolakan kaum Yahudi ultra-Ortodoks yang sudah memasuki usia militer untuk bergabung dengan tentara atau pasukan cadangan, mengingat mereka dan beberapa “minoritas” Arab telah diberikan pengecualian dari dinas militer.
Alasan inilah – menurut pendapat Wall Street Journal – yang membuat tentara Israel sangat bergantung pada tentara cadangan, yang jumlahnya lebih dari dua kali lipat jumlah tentara tetap.
Pasukan Cadangan di Kemiliteran Israel
Berbeda dari pasukan Angkatan Darat Israel, pasukan cadangan Israel adalah warga negara biasa yang memiliki pekerjaan dan mengurus keluarga.
Banyak dari mereka kini telah menjalani banyak tur dan bertempur dalam pertempuran sengit.
Menurut perkiraan militer, lebih dari 300 tentara tewas dan lebih dari 4.000 lainnya terluka sejak Israel memulai perang darat di Gaza. Angka-angka ini belum termasuk kerugian di kalangan prajurit profesional.
Banyak tentara cadangan terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka, menutup perusahaan, dan menunda investasi mereka, karena hampir 150.000 tenaga kerja tidak masuk kerja untuk mengikuti wajib militer.
Jumlah itu banyak yang bekerja di sektor teknologi penting di Israel.
Bank Sentral Israel - menurut surat kabar Amerika - memperkirakan perekonomian negaranya hanya akan tumbuh sebesar 1,5 persen pada tahun 2024, setelah mengalami kontraksi sebesar 5,7 persen pada kuartal terakhir tahun 2023.
Bank Sentral Israel tidak memperkirakan pemulihan hingga 4,2 persen pada tahun 2023. 2025 kecuali perang berakhir.