Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Tengah Gejolak Situasi Politik, Bagaimana Presiden Iran Masoud Pezeshkian Memimpin?

Presiden Iran Masoud Pezeshkian kini telah menjabat selama satu setengah bulan, salah satu periode awal yang paling penting dan penuh gejolak.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Di Tengah Gejolak Situasi Politik, Bagaimana Presiden Iran Masoud Pezeshkian Memimpin?
Tehran Times
Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian. Presiden Iran Masoud Pezeshkian kini telah menjabat selama satu setengah bulan, salah satu periode awal yang paling penting dan penuh gejolak bagi seorang presiden sejak revolusi negara itu tahun 1979. 

Sejauh ini, Pezeshkian menampilkan dirinya sebagai tokoh moderat yang mematuhi erat kepemimpinan lembaga dalam mengambil keputusan-keputusan penting, sekaligus membanggakan hubungan dengan kelompok-kelompok reformis yang pengaruhnya telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Pezeshkian telah berjanji untuk membalas dendam atas kematian Haniyeh dan telah menggambarkan dirinya sebagai pihak yang berkomitmen terhadap dukungan Iran selama puluhan tahun terhadap perjuangan Palestina .

Ia telah mendukung aksi militer terhadap Israel dalam pertemuan dengan para komandan tinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan tentara Iran.

Namun, ia juga berjanji untuk menciptakan stabilitas yang lebih baik dan mengakhiri isolasi ekonomi Iran dengan berupaya mencabut sanksi Amerika Serikat (AS) dan mengesahkan undang-undang transparansi keuangan.

Itu adalah tujuan yang tidak dapat dicapai jika Iran terlibat secara militer dalam eskalasi regional di tengah meluasnya dampak perang di Gaza.

Di dalam negeri, Pezeshkian juga telah diuji.

Baca juga: Media Iran: Israel Dalang Serangan Siber Besar-besaran di Lebanon-Suriah, Duta Besar Jadi Korban

Ia secara luas diyakini memiliki sedikit atau tidak ada peluang untuk menjadi presiden ketika ia mencalonkan sebagai kandidat.

BERITA TERKAIT

Tetapi, tiba-tiba dukungan dengan cepat ia rangkul, termasuk dari mantan presiden Hassan Rouhani dan Mohammad Khatami.

Seorang anggota parlemen Iran yang berpengalaman dan mantan menteri kesehatan, Pezeshkian secara mengejutkan mengalahkan lawan-lawannya.

Ia membuat janji-janji reformis untuk memperbaiki ekonomi dan mengelola inflasi yang tak terkendali, menahan diri dari penggunaan kekerasan saat menangani isu kontroversial tentang kewajiban mengenakan penutup kepala bagi perempuan, membuka lanskap internet yang sangat terbatas, dan membuat para pemilih merasa didengar.

Sebagaimana diketahui, kebijakan kewajiban mengenakan jilbab bagi perempuan memicu protes nasional pada 2022 dan 2023.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas