Sosok Wanita yang Dituduh Pembuat Pager yang Meledak di Lebanon, Mengaku Hanya Perantara
Pengusaha wanita berpendidikan Inggris membantah telah membuat pager peledak milik Hizbullah yang menewaskan sedikitnya 12 orang
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Alamat perusahaan tersebut terdaftar di sebuah gedung dua lantai yang tampak seperti perumahan di Budapest, namanya tertera di pintu kaca pada lembar A4.
Menurut The Independent, di LinkedIn-nya tertulis pengalamannya bekerja di Komisi Eropa sebagai "pakar evaluasi" dan sebagai "manajer sumber daya air tanah" untuk Unesco.
Namun, juru bicara Komisi Eropa Balazs Ujvari pada hari Rabu membantah laporan bahwa Bársony-Arcidiacono bekerja di Komisi tersebut, lapor POLITICO.
"Ia bukan anggota staf Komisi Eropa dalam hal apa pun," ujar Ujvari.
Tetapi Ujvari tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Bársony-Arcidiacono bekerja untuk Komisi Eropa melalui "penyedia dan konsultan eksternal."
"Jika orang yang bersangkutan pernah terlibat dalam salah satu kegiatan ini, ini bukan sesuatu yang dapat saya jawab sekarang, kami sedang memeriksa, kami sedang menyelidikinya," katanya.
Ledakan Massal di Lebanon
![Pager yang ditemukan meledak di Lebanon pada Selasa (17/9/2024)](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Pager-yang-ditemukan-meledak-di-Lebanon.jpg)
Dilaporkan sebelumnya, ribuan pager yang dibawa oleh anggota Hizbullah, meledak secara serentak atau beruntun pada Selasa (17/9/2024) jam 3.30 sore waktu setempat.
Setidaknya 12 orang tewas dan 3000 orang luka-luka akibat ledakan tersebut.
New York Times (NYT) melaporkan bahan peledak ditanam sebelum pager dikirim ke Lebanon.
Bahan peledak, yang beratnya hanya satu hingga dua ons, ditanamkan di samping baterai di setiap pager, kata dua pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Baca juga: DK PBB Gelar Sidang Darurat Jumat Besok, Bahas Ledakan Pager di Lebanon
Sebuah sakelar juga ditanamkan yang dapat dipicu dari jarak jauh untuk meledakkan bahan peledak.
Pada pukul 3.30 sore di Lebanon, pager menerima pesan yang seolah-olah berasal dari pimpinan Hizbullah, kata dua pejabat.
Namun, maksud pesan tersebut adalah untuk mengaktifkan bahan peledak.
Tak cukup sampai di situ, sehari setelahnya atau pada Rabu (18/9/2024), rupanya ada lebih banyak lagi perangkat genggam yang meledak, termasuk walkie-talkie, laptop, dan radio, yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 450 orang, lapor Al Jazeera.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.