Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Genjot Produksi Drone 10 Kali Lipat demi Menang di Medan Perang Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin meminta industri pertahanannya melipatgandakan produksi drone militer hingga 10 kali lipat demi perang melawan Ukraina.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rusia Genjot Produksi Drone 10 Kali Lipat demi Menang di Medan Perang Ukraina
RIA Novosti / kremlin.ru
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan, produksi drone militer Rusia digenjot 10 kali lipat menjadi hampir 1,4 juta tahun 2024 ini demi meraih kemenangan di medan perang Ukraina. 

 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan industri pertahanannya melipatgandakan produksi drone militer hingga 10 kali lipat atau menjadi hampir 1,4 juta tahun 2024 ini demi meraih kemenangan di medan perang Ukraina.

Perang Rusia-Ukraina yang diawali dengan invasi puluhan ribu tentara Rusia ke Ukraina di bulan Februari 2022 tersebut banyak didominasi perang artileri dan drone yang berlangsung dahsyat di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km (620 mil) yang dijaga ketat yang melibatkan ratusan ribu tentara.

Konflik tersebut telah menjadi wadah bagi pengembangan drone dan gambaran tentang pentingnya pesawat nirawak bagi peperangan modern.

Mulai dari meneror infanteri, mengumpulkan intelijen, menyabotase infrastruktur, hingga menyerang gudang senjata.

"Secara total, sekitar 140.000 kendaraan udara nirawak dari berbagai jenis telah dikirimkan ke angkatan bersenjata pada tahun 2023," kata Vladimir Putin

Dia menambahkan, tahun ini, produksi pesawat nirawak Rusia direncanakan akan meningkat secara signifikan. Lebih tepatnya, hampir 10 kali lipat.

BERITA TERKAIT

"Siapa pun yang bereaksi lebih cepat terhadap tuntutan ini di medan perang akan menang," kata Putin dalam sebuah pertemuan di St Petersburg tentang produksi pesawat nirawak.

Rusia dan Ukraina telah membeli pesawat nirawak dari luar negeri dan meningkatkan produksi mereka sendiri. Sementara, video pesawat nirawak telah menggambarkan kengerian medan perang, yang memperlihatkan serangan mematikan terhadap infanteri, artileri, dan tank.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-936: Moskow dan Kyiv Saling Serang Pakai Drone dan Rudal

Pesawat nirawak pandangan orang pertama (FPV) yang murah - yang awalnya dikembangkan untuk pembalap sipil - dikendalikan oleh pilot di darat dan sering menabrak target, yang sarat dengan bahan peledak.

Hanya dengan beberapa ratus dolar, tentara di kedua belah pihak dapat menimbulkan kerusakan besar di pihak lain. 

Serangan pesawat nirawak Ukraina skala besar terhadap Rusia memicu ledakan seukuran gempa bumi di gudang senjata utama di wilayah Tver pada hari Rabu.

Baca juga: Terbukti Miskin Taktik? Rusia Tiru Strategi Ukraina Gunakan FPV Pencegat Berkecepatan Tinggi


Putin mengatakan bahwa Rusia membuat kemajuan hampir setiap minggu dalam teknologi pesawat nirawak dan perlu juga mengembangkan pertahanan pesawat nirawaknya.

"Tugas utamanya adalah memproduksi berbagai macam kendaraan udara nirawak, untuk membangun produksi serial secepat mungkin," kata Putin.

Drone Rusia Hancurkan Tank Jerman

Di kesempatan lain, drone yang dikerahkan militer Rusia telah menghancurkan tank Leopard 2 buatan Jerman di Wilayah Kursk Rusia, seiring dengan berlarut-larutnya upaya Ukraina untuk mempertahankan wilayah Rusia. 

Kementerian Pertahanan Rusia hari Rabu lalu merilis rekaman video yang menunjukkan drone militer Rusia saat menghajar tank tersebut lewat beberapa kali serangan drone kamikaze.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan drone Rusia menewaskan 500 pasukan Ukraina di seluruh Wilayah Kursk dalam 24 jam.

Dua tank Leopard, empat kendaraan tempur infanteri CV-90 buatan Swedia, dan puluhan kendaraan lapis baja lainnya serta peralatan militer dihancurkan pada periode yang sama, kata kementerian tersebut.

Rekaman video menunjukkan serangan drone Rusia yang mengajar sebuah Leopard 2 milik Ukraina yang dipasok Jerman di wilayah Kursk
Sumber: Telegram/divgen
Rekaman video menunjukkan serangan drone Rusia yang mengajar sebuah Leopard 2 milik Ukraina yang dipasok Jerman di wilayah Kursk Sumber: Telegram/divgen (Russia Today)

Dalam sebuah video yang diposting ke saluran Telegram Northern Wind pada hari Kamis, anggota kelompok pasukan Utara Rusia terlihat menggunakan beberapa UAV untuk menyerang tank Leopard 2.

Northern Wind, yang terus-menerus mengunggah rekaman dan pembaruan dari depan, menggambarkan tank tersebut sebagai Leopard 2A5, yang menjadikannya salah satu tank paling modern di gudang senjata Ukraina.

Serangan pertama menyebabkan kebakaran besar di menara tank, sementara drone kedua tampaknya mendaratkan serangan sekilas ke lambung Leopard.

Rekaman yang diambil oleh drone yang melayang di kejauhan menunjukkan tank tersebut terbakar tak terkendali setelah benturan.

Tidak disebutkan kapan rekaman itu diambil. Namun, kabar terkini dari Kementerian Pertahanan pada hari Kamis tidak menyebutkan adanya tank Leopard yang dihancurkan, berarti video tersebut kemungkinan besar direkam sebelum pernyataan hari Rabu dirilis.

Pasukan Ukraina melancarkan operasi lintas batas besar-besaran di Wilayah Kursk awal bulan lalu, dan Vladimir Zelensky menyatakan pihaknya berupaya mempertahankan sebanyak mungkin wilayah Rusia untuk memperkuat potensi perundingan damai dengan Moskow. 

Operasi tersebut telah menyebabkan hampir 15.000 korban jiwa di militer Ukraina, menurut angka terbaru dari Kementerian Pertahanan Rusia.

Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Kolonel Jenderal Aleksandr Syrsky, telah mengakui bahwa operasi tersebut pada kenyataannya adalah sebuah langkah yang bertujuan untuk memaksa Rusia menarik pasukan dari garis depan Donbass, dan bahwa Rusia tidak mengambil umpan tersebut.

Sementara itu, pasukan Rusia terus bergerak maju di Donbass, sementara Moskow mengesampingkan keterlibatan apa pun dengan Kiev selama mereka memiliki pasukan di wilayah Rusia.

Sumber: Reuters/Russia Today

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas