Israel Selidiki Kemungkinan Yahya Sinwar Sudah Meninggal, Bagaimana Nasib Kepala Biro Politik Hamas?
Muncul dugaan bahwa Kepala Biro Politik Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, sudah meninggal.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Laporan baru-baru ini menyebutkan Sinwar hanya memiliki kontak terbatas dengan dunia luar. Pesan yang dikirimkan kepada pemimpin Hamas lainnya memerlukan waktu yang jauh lebih lama daripada sebelumnya.
IDF hampir tangkap Sinwar
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pernah mengaku hampir menangkap Sinwar di sebuah terowongan di Gaza.
Menurut IDF, andai saja mereka tidak terlambat “beberapa menit”, Yahya Sinwar bisa ditangkap.
“Kami sudah dekat. Kami berada di kompleksnya. Kami memasuki kompleks bawah tanah. Kompleksnya ‘panas,’” ujar Komandan Divisi Ke-98 IDF Brigjen Goldfus pada hari Minggu, (11/8/2024), dikutip dari The Times of Israel.
Goldfus mengklaim pihaknya menemukan banyak uang di dalam kompleks tersebut.
“Kopinya masih panas. Senjata berserakan di sekeliling.”
Baca juga: Israel Tawarkan kepada Hamas untuk Akhiri Perang Gaza, Biarkan Sinwar Pergi, dengan Syarat Ini
Menurut dia, Sinwar baru saja pergi beberapa menit sebelum IDF tiba di terowongan.
Pada bulan Februari lalu IDF merilis video yang memperlihatkan salah satu terowongan Gaza.
Menurut Israel, terowongan itu digunakan Sinwar, keluarga Sinwar, dan pejabat senior Hamas untuk berlindung di tengah perang.
Terowongan itu tampak memiliki dua kamar mandi, satu dapur, dan area untuk tidur.
Selain itu, ada pula ruang terpisah yang menurut IDF digunakan oleh Sinwar sendiri. Di dalamnya terdapat berangkas berisi uang miliaran.
Goldfus menyebut IDF memerlukan waktu hingga 10 jam agar bisa menembus pertahanan Hamas di Khan Younis.
Dia mengatakan terowongan menjadi pusat Hamas. Oleh karena itu, agar Israel bisa mengalahkan Hamas, terowongan harus dihancurkan.
“Ketika saya merencanakan operasi sekarang, pertama-tama saya melihat terowongan, dan dari sana saya pergi ke permukaan,” katanya.
Goldfus adalah salah satu perwira senior IDF yang memimpin serangan terhadap Hamas di Gaza.
(Tribunnews/Febri)