Tentara IDF Beri Brigade Al Qassam 5 Ton Bahan Peledak di Rafah! Warga Israel Marah dan Panik
Petempur Brigade Rafah Al Qassam menunjukkan kecerdikannya dengan menjinakkan bom-bom yang terpasang di sebuah lapis baja Israel.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Meski begitu, Al-Duwairi enggan menggambarkan apa yang terjadi sebagai kemenangan taktis bagi tentara pendudukan Israel.
Al-Duwairi memberikan contoh dua bukti contoh sejarah mirip yang mirip dengan situasi Tentara Israel dalam Perang Gaza ini.
Dua contoh sejarah untuk menggambarkan maksudnya itu yang pertama adalah Perang Saudara Amerika antara tahun 1863 dan 1865, di mana kelompok separatis memenangkan sebagian besar pertempuran selama dua tahun, namun mereka kalah dalam pertempuran terakhir dan menyerah.
Contoh kedua yang disebutkan Al-Duwairi adalah Perang Vietnam, di mana Amerika menang dalam sebagian besar pertempuran taktis, namun pada akhirnya Amerika kalah perang.
Artinya, Israel memang menang di beberapa palagan tapi secara umum kalah dalam perang.
“Saya tidak akan mengatakan kalau Israel memenangkan semua pertempuran taktis (palagan), namun mampu memasuki Gaza dari satu ujung ke ujung yang lain. Pun begitu, mereka tidak dapat mengambil kendali penuh karena sifat pertempurannya berbeda," katanya.
Perang Unik Pertama dalam Sejarah
Pakar militer tersebut menekankan kalau pertempuran saat ini di Gaza bersifat asimetris, dan merupakan perpaduan unik antara perang gerilya, perang terowongan, dan perang kota.
“Campuran ini belum pernah terjadi dalam sejarah,” katanya.
Dia menambahkan kalau pernyataan Gadi Shamni di atas mengonfirmasi apa yang termasuk dalam pesan terakhir Sinwar, yaitu pernyataan kalau milisi perlawanan Palestina siap untuk berperang dalam perang gesekan jangka panjang yang akan berakhir dengan kekalahan strategis tertentu bagi pendudukan Israel.
Gadi Shamni juga menyatakan dalam wawancaranya dengan The New York Times kalau Hamas mampu merebut kembali kota-kota yang dimasuki Israel tersebut seperempat jam setelah tentara Israel menarik diri dari sana.
Gadi Shamni juga menambahkan kalau kemampuan Israel untuk melakukan pencegahan telah menurun hingga nol.
Surat kabar tersebut juga mengutip pejabat keamanan Israel dan mantan pejabat yang percaya bahwa “Hamas tidak mungkin dikalahkan dalam perang ini.”
Al-Sanwar telah mengkonfirmasi dalam pesannya kepada Al-Houthi, Senin (16/9/2024), bahwa milisi perlawanan Palestina, setelah hampir satu tahun perang terus menerus, masih baik-baik saja.
Sinwar menegaskan, “berita dan informasi yang disebarkan Israel (soal klaim berhasil menghancurkan batalyon Hamas di Rafah) datang dalam kerangka psikologis peperangan,”.