Serangan Hizbullah Meningkat, Israel Terapkan 'Situasi Khusus' di Seluruh Negeri
Israel memberlakukan situasi khusus alias kondisi darurat di seluruh negeri, di tengah meningkatnya serangan Hizbullah.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.com - Pemerintahan Israel memberlakukan keadaan darurat nasional hingga 30 September 2024.
Langkah yang diumumkan pada Senin (23/9/2024) malam ini, diambil di tengah meningkatnya serangan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, dan sebagai bentuk antisipasi perluasan serangan kelompok itu ke Israel.
Menurut harian Yedioth Ahronoth, menteri Kabinet Israel memilih untuk mengumumkan 'situasi khusus dalam negeri' di seluruh Israel.
Pemungutan suara mengenai keputusan itu dilakukan lewat telepon, seperti yang diusulkan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Harian Haaretz mengatakan, berdasarkan keputusan itu, militer Israel diberikan kewenangan untuk mengeluarkan perintah kepada masyarakat.
Perintah-perintah itu mencakup larangan pertemuan, membatasi kegiatan belajar, dan mengeluarkan "instruksi tambahan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa."
Keputusan tersebut muncul menyusul upaya pembunuhan terhadap komandan militer tinggi Hizbullah, Ali Karaki.
Diketahui, Radio Angkatan Darat Israel mengutip sumber militer, mengatakan Karaki ditargetkan dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut.
Tetapi, tak lama setelahnya, Hizbullah mengonfirmasi Karaki selamat.
"Klaim Israel mengenai pembunuhan Karaki adalah salah. Dia masih hidup dan sehat, dan telah dibawa ke tempat yang aman," kata Hizbullah dalam pernyataannya, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan terhadap Lebanon, Senin, hingga menyebabkan ratusan warga sipil tewas.
Baca juga: 4 Fasilitas Militer Penting Israel Dihantam Roket Hizbullah, Termasuk Pabrik Bahan Peledak di Utara
Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat setidaknya ada 456 orang tewas, termasuk anak-anak dan perempuan, akibat serangan Israel, dilansir Anadolu Ajansi.
Sementara, 1.246 lainnya mengalami luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abaid, sebelumnya mengatakan, serangan udara Israel memaksa ribuan orang meninggalkan Lebanon selatan, khususnya yang dekat dengan perbatasan Israel.