Tambang di Iran Lagi-Lagi Memakan Korban, Lebih dari 50 Orang Tewas akibat Ledakan
Kecelakaan tambang kembali terjadi di Iran, sedikitnya 38 orang tewas akibat ledakan gas di tambang tersebut.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
Saeed Samadi, Sekretaris Asosiasi Batubara Iran, menanggapi bencana tambang batu bara Tabas dalam sebuah wawancara dengan media Iran.
Baca juga: Menlu Iran Siap Bahas Negosiasi Nuklir dengan PBB Asalkan AS Tak Terlibat Langsung
Ia mengatakan, "Mengingat tambang Tabas merupakan salah satu tambang batu bara teladan di negara ini dan telah mematuhi peraturan keselamatan dengan ketat, kami tidak menyangka kecelakaan seperti itu akan terjadi."
Menurut Samadi, penyelidikan awal menunjukkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh pelepasan gas secara tiba-tiba.
"Kadang-kadang tambang batu bara menabrak reservoir gas, yang tidak dapat diprediksi. Ketika tambang menabraknya, hal itu dapat menyebabkan insiden seperti ini," jelasnya.
Bukan Pertama Kali Terjadi
Masih mengutip IranWires, runtuhnya tambang di Tabas bukanlah yang pertama di wilayah tersebut.
Pada tahun 2007, sebuah ledakan di tambang Northern Yal merenggut nyawa delapan pekerja.
Pada tanggal 18 Agustus 2008, ledakan lain di tambang batu bara Pabdana di Provinsi Kerman menewaskan empat pekerja dan menyebabkan beberapa lainnya terluka.
Pada tanggal 20 April 2009, sebuah ledakan di tambang Bab Nizo di Provinsi Kerman mengakibatkan kematian 11 penambang, termasuk ketua dewan direksi Delta Hazar Company.
Penyebab kematian adalah paparan gas.
Mereka yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut dijatuhi hukuman untuk membayar ganti rugi kepada keluarga korban dan terancam hukuman penjara.
Pada tanggal 14 Desember 2010, terowongan nomor satu tambang Ashakli Hajdak di Kerman runtuh, menjebak lima pekerja di kedalaman 600 meter.
Meskipun ada upaya penyelamatan, kelima penambang tersebut tewas karena panas yang menyengat dan berton-ton tanah yang jatuh di dalam tambang.
Butuh waktu 13 hari untuk menemukan dua pekerja, sementara tiga pekerja lainnya ditemukan 114 hari kemudian.
Pada Maret 2011, kecelakaan lain di tambang Provinsi Kerman merenggut nyawa empat penambang.