Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Analis Nilai Serangan Israel ke Lebanon Jadi Momen Paling Berbahaya, AS Disebut Sudah Terlibat

Momen perang Israel dan Hizbullah disebut paling berbahaya yang pernah dialami seorang analis selama 50 tahun meliput wilayah itu sebagai jurnalis.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Analis Nilai Serangan Israel ke Lebanon Jadi Momen Paling Berbahaya, AS Disebut Sudah Terlibat
Dok. AFPTV 23 Agustus 2024
Ilustrasi - Kepulan asap terlihat di perbatasan Israel-Lebanon. Momen perang Israel dan Hizbullah disebut paling berbahaya yang pernah dialami seorang analis selama 50 tahun meliput wilayah itu sebagai jurnalis. 

Hal ini sebagaimana disampaikan kepala militernya pada Rabu (25/9/2024), saat Hizbullah menembakkan puluhan roket melintasi perbatasan dan sebuah rudal yang ditujukan ke Tel Aviv yang merupakan serangan terdalam kelompok militan tersebut.

Berbicara di hadapan pasukan di perbatasan utara, Kepala Staf Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan, serangan udara Israel yang dahsyat minggu ini dirancang untuk "mempersiapkan jalan bagi kemungkinan masuknya dan terus melemahkan Hizbullah."

Israel mengatakan pihaknya menargetkan senjata dan peluncur roket Hizbullah.

Dalam referensi yang tampaknya mengacu pada rudal yang ditembakkan ke Tel Aviv, Herzi Halevi mengatakan kepada pasukan:

"Hari ini, Hizbullah memperluas jangkauan tembakannya, dan hari ini, mereka akan menerima respons yang sangat kuat. Persiapkan diri kalian."

Tidak jelas apakah ia merujuk pada operasi darat, serangan udara, atau bentuk pembalasan lain terhadap Hizbullah.

Di sisi lain, AS, Prancis, dan sekutu lainnya bersama-sama menyerukan gencatan senjata "segera" selama 21 hari dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 600 orang untuk "memberikan ruang bagi diplomasi."

BERITA REKOMENDASI

Pernyataan bersama mereka, yang dinegosiasikan di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, mengatakan pertempuran itu "tidak dapat ditoleransi dan menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima berupa eskalasi regional yang lebih luas."

Penandatangan lainnya termasuk Uni Eropa, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.

Baca juga: Ribuan Pejuang Perlawanan Irak Siap Turun Tangan Serang Israel, Bakal Patuhi Perintah Hizbullah

Asap besar terlihat setelah Israel menyerang Kota Baalbek, Lebanon, pada Senin (23/9/2024).
Asap besar terlihat setelah Israel menyerang Kota Baalbek, Lebanon, pada Senin (23/9/2024). (Nidal SOLH / AFP)

Diketahui, ketegangan antara Israel dan Hizbullah terus meningkat sejak perang pecah 11 bulan lalu antara Israel dan Hamas, kelompok militan lain yang didukung Iran.

Hizbullah telah menembakkan roket, rudal, dan pesawat nirawak ke Israel utara sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza dan Hamas.

Israel telah menanggapinya dengan serangan udara yang semakin gencar dan pembunuhan yang ditargetkan terhadap komandan Hizbullah sambil mengancam operasi yang lebih luas.

Pertempuran yang berlangsung hampir setahun telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan sebelum eskalasi baru-baru ini.

Israel juga telah bersumpah untuk melakukan apapun untuk memastikan warganya dapat kembali ke rumah mereka di utara.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas