Analis Nilai Serangan Israel ke Lebanon Jadi Momen Paling Berbahaya, AS Disebut Sudah Terlibat
Momen perang Israel dan Hizbullah disebut paling berbahaya yang pernah dialami seorang analis selama 50 tahun meliput wilayah itu sebagai jurnalis.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
Sementara, Hizbullah mengatakan akan terus melancarkan serangan roket hingga ada gencatan senjata di Gaza, sesuatu yang tampaknya semakin jauh.
Update Perang Israel-Hamas
Serangan Israel menewaskan 72 orang di seluruh Lebanon pada hari Rabu, kata Kementerian Kesehatan Lebanon, sementara jumlah korban tewas akibat pemboman Israel melampaui 620.
Sekitar 500.000 orang mungkin kini telah mengungsi akibat kampanye pengeboman besar-besaran Israel di seluruh Lebanon, kata menteri luar negeri Lebanon.
Baca juga: Kecanggihan Qader-1, Rudal Balistik 2,8 Ton Hizbullah yang Pecah Telur, Capai Ibu Kota Israel
Menteri luar negeri Prancis mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa pihaknya sedang bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengusulkan gencatan senjata selama 21 hari antara Israel dan Hizbullah.
Beberapa negara termasuk Prancis, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan AS mengeluarkan seruan bersama untuk "gencatan senjata sementara" selama 21 hari di Lebanon.
Setidaknya lima orang tewas dalam pemboman Israel semalam di Khan Younis di Gaza selatan dan Jabalia di utara.
Senator AS Bernie Sanders mengatakan dia secara resmi memperkenalkan rancangan undang-undang untuk memblokir penjualan senjata AS senilai lebih dari $20 miliar ke Israel.
Jurnalis Palestina Bisan Owda dan AJ+ Al Jazeera telah memenangkan Emmy untuk laporan mereka, It's Bisan From Gaza – and I'm Still Alive.
Setidaknya 41.495 orang tewas dan 96.006 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel