Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar: Seni Permadani Miliki Akar Budaya yang Kuat di Persia, Tiap Garis Adalah Simbol dan Makna

Bastian mengatakan permadani adalah seni kerajinan tenun tangan Persia yang tertua di dunia.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pakar: Seni Permadani Miliki Akar Budaya yang Kuat di Persia, Tiap Garis Adalah Simbol dan Makna
HandOut/IST
Diskusi bertajuk "Menjaga Budaya dan Seni Permadani Persia di Indonesia" membahas seputar karya seni dan nilai yang terkandung dalam seni kerajinan dan tenun permadani. Berbicara dalam diskusi tersebut, Pakar Kajian Persia sekaligus Dosen Sastra Arab FIB-UI, Bastian Zulyeno, pakar Tekstil dan Dosen Seni Rupa Prodi Kriya Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dr. Lucky Wijayanti, M. Sn., dan Malik Mahbooh Ahmed. 

Pakar: Seni Permadani Miliki Akar Budaya yang Kuat di Persia, Tiap Garis Adalah Simbol dan Makna


Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Kajian Persia sekaligus Dosen Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia (FIB-UI), Bastian Zulyeno, Ph.D, mengungkapkan sejak abad ke-4 permadani sudah menjadi sebuah karya seni dan memiliki unsur budaya kuat. 

Selembar permadani bisa menjadi koleksi seni yang memesona dan memberikan pengetahuan tentang karakter tenunan, desain, hingga gaya hidup. 

Bastian mengatakan permadani adalah seni kerajinan tenun tangan Persia yang tertua di dunia.

“Seni masyarakat mana pun berakar pada adat istiadat dan tradisi masyarakat tersebut, yang disempurnakan seiring berjalannya waktu. Karpet atau permadani adalah salah satu simbol terpenting cita rasa, seni, dan keindahan masyarakat Persia," kata Bastian dalam diskusi bertajuk "Menjaga Budaya dan Seni Permadani Persia di Indonesia", dikutip Jumat (27/9/2024).

"Motifnya yang abstrak dan menawan, bukan sekadar pola warna-warni untuk mengisi ruang kosong, namun setiap garis dan warna di setiap liku-liku merupakan simbol makna dari konsep Timur,” tambah Bastian. 

Berita Rekomendasi

Karpet tenunan tangan Persia tertua ditemukan pada tahun 1949 pada penggalian tahap kedua oleh arkeolog Rusia Rudenko di wilayah Pazyryk, Siberia dan diberi nama karpet Pazyryk. 

Dalam buku yang diterbitkannya di Rusia pada tahun 1953, Rudenko menulis penjelasan rinci tentang karpet yang tidak tertutup dan dengan jelas. 

"Sejarah karpet ini dapat dilihat dari bentuk penunggang kudanya. Cara menampilkan kuda perang yang dipunggungnya dibentangkan karpet sebagai pengganti pelana dan kain di dada kudanya merupakan ciri khas bangsa Asyur/Asiria, kelompok suku asli Timur Tengan di wilayah Mesopotamia," ucapnya. 

Tenun karpet mencapai tingkat keindahan dan teknik yang sangat tinggi. Kemakmuran industri ini mungkin bertepatan dengan pemerintahan Ghazan Khan di Persia (1295-1307 M). 

Namun puncak kejayaan karpet klasik Iran yang dikenal dengan renaisans karpet Iran tercatat pada masa Kesultanan Safawi (1499-1722 M), khususnya pada masa pemerintahan Syah Tahmasab I (1524-1587 M) dan Syah Abbas Kabir. (1587-1629 M). 

Sejak era ini, sekitar 3.000 karpet telah dilestarikan di museum-museum besar dunia atau koleksi pribadi. 

Selama periode ini, pusat-pusat kerajianan karpet dibangun di sebelah istana raja-raja, sepereti di Tabriz, Isfahan, Kashan, Mashhad, Kerman, Joshghan, Yazd, Estrabad, Herat, Shirvan, Karabagh, dan Gilan 

Dalam diskusi yang sama, pakar Tekstil dan Dosen Seni Rupa Prodi Kriya Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dr. Lucky Wijayanti, M. Sn., menyampaikan dalam perkembangannya karpet dianggap sebagai industri mewah. 

“Karpet seolah representasi kemewahan. Dalam unsur budaya Timur Tengah. Permadani sebagai barang seserahan dari pihak laki-laki ke pihak perempuan,"ujar Lucky Wijayanti.

Sementara itu, pengusaha karpet yang juga berbicara di diskusi tersebut, Malik Mahbooh Ahmed, permadaninya dihadirkan langsung dari Iran, Pakistan, Kashmir yang terbuat dari pewarna dan bahan alami seperti bulu unta, bulu domba, atau bulu kambing. 

Permadani, kata dia, dibuat lewat proses khusus oleh para penenunnya.

“Permadani yang kami impor memiliki proses pembuatan yang sangat berkualitas dan istimewa di mana para pekerja harus suci dari hadas, tidak berkata kasar, dan diproses dengan mendoakan para pembelinya,” kata Malik.

 

 

 

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas