Prihatin pada Warga Palestina, Menlu Tunisia: Masyarakat Internasional Tetap Bungkam Tanpa Alasan
Menlu Tunisia mengecam masyarakat internasional atas kegagalannya memastikan hukum humaniter internasional dihormati.
Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Ia khawatir pertempuran di perbatasan Israel-Lebanon akan mengalahkan minat terhadap kondisi kehidupan yang buruk di Gaza dan upaya untuk merundingkan gencatan senjata.
“Kami benar-benar dilupakan,” kata Zaqout, yang tinggal di Khan Younis setelah melarikan diri dari Kota Gaza beberapa bulan lalu.
“Tidak ada berita tentang kami di media," sambung dia.
Warga Palestina juga khawatir kondisi menyedihkan di Gaza akan menjadi permanen.
Saat ini, 90 persen penduduknya tuna wisma, dengan ratusan ribu orang tinggal di kamp tenda yang tidak bersih dan berjuang untuk mendapatkan makanan dan air bersih.
"Setahun berlalu, dan tidak ada yang peduli dengan kami."
"Setiap hari ada pengeboman, setiap hari ada martir, dan setiap hari ada korban luka," kata Saadi Abu Mustafa, yang melarikan diri dari Khan Younis ke Muwasi, sebuah kamp tenda yang luas di sepanjang pantai selatan Gaza.
Diketahui, kelompok militan Lebanon, Hizbullah, dan pasukan Israel saling tembak hampir setiap hari di tengah perang di Gaza.
Hizbullah saling serang di perbatasan selatan Lebanon dengan Israel selama hampir setahun sejak 8 Oktober 2023, ketika kelompok itu memulai serangannya untuk menghalangi Israel dari perangnya di Gaza.
Baca juga: Israel Serang Beirut, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Tak Dapat Dihubungi, Disebut Masih Hidup
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, Israel melancarkan sejumlah serangan udara yang menargetkan gedung-gedung apartemen hunian di Beirut selatan dalam serangan yang digambarkan sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya”, dan anak-anak dilaporkan termasuk di antara mereka yang tewas saat tim penyelamat menggali reruntuhan.
Militer Israel melancarkan gelombang serangan terhadap Beirut setelah mengabaikan seruan global untuk gencatan senjata dengan Hizbullah, mengintensifkan kampanye pengeboman yang telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon sejak Senin.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Israel adalah “negara jahat” yang harus bertanggung jawab atas “kejahatan” yang dilakukan di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan terhadap rakyat Lebanon.
Pada Sabtu dini hari terjadi serangan baru Israel terhadap Lebanon, dengan jet tempur tanpa henti membombardir pinggiran selatan Beirut.
Baca juga: Tentara Israel Serbu Menara Kendali Bandara Beirut di Lebanon, Pesawat Iran Tak Boleh Mendarat
Jumlah korban tewas akibat serangan terbaru ini masih belum jelas, karena ambulans tidak dapat menjangkau daerah yang terkena dampak di distrik Dahiyeh karena intensitas serangan, demikian laporan media lokal.