Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mata-mata Iran Diduga Bocorkan Lokasi Bos Hizbullah Hassan Nasrallah sebelum Dibunuh

Surat kabar Prancis melaporkan mata-mata Iran diduga bocorkan lokasi Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah sebelum dibunuh pada hari Jumat.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Mata-mata Iran Diduga Bocorkan Lokasi Bos Hizbullah Hassan Nasrallah sebelum Dibunuh
Atlantic Council
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Israel di Dahiya, pinggiran kota Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024). Israel disebut mendapat informasi dari mata-mata Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Sumber informasi keamanan Lebanon mengungkapkan sehari setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Jumat (27/9/2024), bahwa Israel telah lama menyusun rencana tersebut.

“Israel telah menyusun rencana tersebut, dan tidak ingin gagal mencapai tujuan mereka,” kata sumber tersebut yang dimuat surat kabar Perancis, Le Parisien, pada Sabtu (28/9/2024).

Sumber tersebut mencatat Israel telah diberitahu pada sore hari oleh mata-mata Iran tentang informasi sensitif yang menunjukkan kehadiran Hassan Nasrallah di Dahiya, pinggiran selatan Beirut, Lebanon.

"Tentara Israel menyiapkan pesawat F-35 yang dilengkapi bom anti bunker, menunggu sasaran (Nasrallah) tiba di pusat komando," menurut informasi penting yang dimuat Le Parisien.

Sementara itu, mata-mata Iran berada di lingkungan Haret Hreik, menghadiri pemakaman Muhammad Hussein Sorour, komandan unit drone Hizbullah, yang tewas sehari sebelumnya dalam serangan udara Israel.

Segera setelah pemakaman tersebut, Hassan Nasrallah tiba di markas besarnya.

Pemimpin Hizbullah itu berada di dalam mobil yang sama dengan Abbas Nelforoushan, wakil komandan Pasukan Quds di Garda Revolusi Iran (IRGC), yang tewas dalam serangan yang sama.

BERITA REKOMENDASI

Laporan itu menyebutkan setidaknya 12 pemimpin lainnya berpartisipasi dalam pertemuan darurat ini di hadapan Hassan Nasrallah.

Pasukan Israel menunggu sampai semua orang berada di ruangan tempat Hizbullah merencanakan operasi militernya, yang berada di bawah tanah yang sangat aman di markas besarnya.

Setelah itu perintah pengeboman dikeluarkan oleh otoritas angkatan udara Israel.

Total, pilot tentara Israel menjatuhkan 6 bom yang masing-masing berbobot 2 ton, menurut laporan tersebut.

Baca juga: Israel Tahu Lokasi Bos Hizbullah Hassan Nasrallah selama Berbulan-bulan sebelum Dibunuh Pakai 80 Bom

"Ini adalah serangan terbesar yang kami saksikan sejak tahun 2006, karena suara ledakan terdengar bahkan di pusat kota Beirut, sementara awan tebal terbentuk di atas markas Hizbullah," kata sumber tersebut.

"Mata-mata Iran yang identitasnya tidak diungkapkan adalah orang yang memberi tahu Israel tentang kedatangan Hassan Nasrallah di lokasi tersebut sebelum ia menjadi sasaran," lanjutnya.

Lebih dari 20 jam setelah serangan besar itu, Hizbullah mengonfirmasi kematian Hassan Nasrallah melalui pernyataan resmi pada Sabtu.

Israel Punya Informasi Real-Time soal Lokasi Hassan Nasrallah

Sebelumnya, juru bicara militer Israel, Nadav Shoshani, mengatakan operasi yang dilakukan pada hari Jumat disebut “Rezim Baru”.

"Operasi itu dilakukan ketika Nasrallah dan rantai kepemimpinan senior Hizbullah sedang bertemu untuk merencanakan serangan lebih lanjut terhadap Israel," lapor kata Radio Angkatan Darat Israel, mengutip pernyataan Nadav Shoshani.

“Kami memiliki intelijen real-time dan peluang operasional yang memungkinkan kami melakukan serangan ini,” katanya kepada wartawan, seperti diberitakan Al Hurra.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.586 jiwa dan 96.210 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (28/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengeklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas