Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Sebut 'Tak Peduli' dengan Masalah Palestina
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dalam pertemuannya dengan Menlu AS, Antony Blinken menyebut tak peduli dengan masalah Palestina.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Kerajaan tidak akan menghentikan upaya tekunnya untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," katanya dalam pidato tahunan baru-baru ini di hadapan Dewan Syura di Riyadh.
"Kami mengonfirmasi bahwa Arab Saudi tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai tujuan itu tercapai," ungkapnya.
Menurut The Atlantic, sebagai imbalan atas kesepakatan normalisasi dengan Israel, Arab Saudi akan berupaya untuk membuat perjanjian pertahanan bersama dengan Washington.
Itu akan memerlukan ratifikasi dari dua pertiga Senat AS, yang menurut sang Putra Mahkota kepada Blinken kemungkinan besar akan terjadi di bawah pemerintahan Biden.
Itu sebagian karena persepsi bahwa kaum progresif AS mungkin mendukungnya jika negara Palestina dimasukkan ke dalam kesepakatan itu.
Baca juga: Diterpa Skandal, Media Pemerintah Arab Saudi Diduga Bekerja Sama dengan Israel, Ini Tujuannya
Mohammed bin Salman mengatakan kepada Blinken bahwa mengejar kesepakatan normalisasi dengan Israel akan menimbulkan kerugian pribadi yang besar baginya.
Ia mencontohkan Presiden Mesir Anwar Sadat, yang dibunuh pada tahun 1981, beberapa tahun setelah menandatangani perjanjian damai dengan Israel.
"Setengah dari penasihat saya mengatakan bahwa kesepakatan itu tidak sepadan dengan risikonya," kata pemimpin Saudi de facto itu.
"Saya bisa saja terbunuh karena kesepakatan ini," lanjutnya.
Jajak pendapat selama tahap awal perang menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen warga Saudi percaya bahwa negara-negara Arab harus memutuskan hubungan dengan Israel.
Meskipun demikian, telah terjadi tindakan keras terhadap aksi solidaritas Palestina di Arab Saudi, dengan laporan adanya orang-orang yang ditahan karena mengekspresikan pendapat tentang konflik di media sosial, serta karena mengenakan keffiyeh Palestina di Kota Suci Mekkah.
Baca juga: Arab Saudi Tak Sudi Akui Israel, Pangeran Mahkota: Palestina Harus Berdiri, Yerusalem Timur Ibu Kota
3 Pemimpin Palestina Tewas di Beirut
Sebuah kelompok militan Palestina mengatakan pada hari Senin bahwa tiga pemimpinnya tewas dalam serangan Israel di Beirut.
Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) mengatakan ketiga pemimpin tewas dalam serangan yang menargetkan distrik Kola di Beirut.
Serangan itu menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen di distrik Kola, Beirut, Ibu Kota Lebanon, kata saksi mata Reuters.