Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Fotovoltaik Booming di Seluruh Dunia: Apa Pengaruhnya terhadap Iklim?

Fotovoltaik kini menyumbang enam persen dari bauran listrik global dan perluasannya terus berlanjut. Negara mana saja yang sudah melakukan…

zoom-in Fotovoltaik Booming di Seluruh Dunia: Apa Pengaruhnya terhadap Iklim?
Deutsche Welle
Fotovoltaik Booming di Seluruh Dunia: Apa Pengaruhnya terhadap Iklim? 

Hingga saat ini, Cina memperoleh 61 persen energinya dari batu bara dan merupakan salah satu penghasil emisi CO2 terbesar.

Lembaga pemikir Inggris, EMBER, berasumsi bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara di Cina akan turun dan emisi CO2 juga akan turun.

Fotovoltaik juga diperluas di negara lain. Australia akan membangun kapasitas tenaga surya sebesar 36 GW pada akhir tahun 2023, yang menghasilkan 15 persen listriknya.

Di Jepang, dengan kapasitas tenaga surya sebesar 90 GW, jumlah tersebut setara dengan dua belas persen dari kebutuhan nasional dan di India (90 GW) sekitar sebelas persen.

Dengan kapasitas terpasang fotovoltaik sebesar sembilan GW, Chile memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan listriknya, Brazil (39 GW) sebelas persen, dan Amerika Serikat (173 GW) dan Meksiko (11 GW) masing-masing enam persen.

Uni Eropa (UE) secara keseluruhan akan memiliki kapasitas tenaga surya sebesar 269 GW pada akhir tahun 2023. Pangsa tenaga surya dalam bauran listrik UE kini sekitar sepuluh persen.

Tenaga surya menyumbang 21 persen dari gabungan listrik di Spanyol (36 GW), Belanda (33 GW) dan Yunani (7 GW). Di Jerman (92 GW) sekitar 14 persen listrik dihasilkan, di Polandia (17 GW) dua belas persen dan Bulgaria (4 GW) sekitar sebelas persen.

Berita Rekomendasi

Potensi tenaga surya sangat besar terutama di kawasan yang cerah seperti Afrika dan Timur Tengah, namun sejauh ini pemanfaatannya di sana relatif sedikit.

Namun menurut perkiraan Solarpower Europe, hal itu akan berubah dengan cepat. Pada tahun 2028, kapasitas pembangkit listrik tenaga surya akan ditingkatkan empat kali lipat dari saat ini 48 GW menjadi 222 GW.

Turki (11 GW), Afrika Selatan (6 GW) dan Uni Emirat Arab (5 GW) masing-masing memenuhi sekitar tujuh persen kebutuhan listrik mereka dengan energi surya. Israel mempunyai keluaran tenaga surya sebesar 4 GW, yang cukup untuk 15 persen kebutuhan listriknya, dan di negara minyak Arab Saudi (3 GW) hanya sekitar dua persen.

Dikutip dari Kompas, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Indonesia termasuk yang rendah di kawasan ASEAN atau Asia Tenggara.

Menurut laporan Global Energy Monitor dalam A Race to the Top: Southeast Asia 2024, kapasitas terpasangang PLTS di Indonesia baru mencapai 21 megawatt (MW).

Angka tersebut membuat Indonesia menempati peringkat kedelapan dan 11 negara anggota ASEAN yang dinilai dalam laporan tersebut.Capaian Indonesia tersebut bahkan lebih rendah daripada Singapura, yang memiliki PLTS dengan kapasitas terpasang 186 MW.

Apakah sinar matahari cukup untuk mencapai batas 1,5 derajat?

Para peneliti telah menghitung bagaimana bumi dapat disuplai sepenuhnya dengan energi terbarukan dengan biaya rendah. Tenaga surya khususnya memainkan peran penting.

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas