Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenapa Iran Baru Membalas Israel Sekarang? Ternyata Ada Faktor Amerika dan Gaza

Mengapa Iran baru membalas Israel sekarang? Teheran menegaskan kalau tanggapannya yang tertunda terhadap Israel terjadi AS dan Barat

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kenapa Iran Baru Membalas Israel Sekarang? Ternyata Ada Faktor Amerika dan Gaza
AFP/AHMAD GHARABLI
Gambar ini menunjukkan proyektil yang dicegat oleh Israel di dekat kota utara Baqa al-Gharbiya pada tanggal 1 Oktober 2024. - Sirene serangan udara berbunyi di Israel tengah pada tanggal 1 Oktober, kata militer, sehari setelah tentara melancarkan operasi darat ke Lebanon selatan yang menargetkan posisi Hizbullah. "Sirene berbunyi di Israel tengah," kata militer, tanpa memberikan rincian tentang area yang terkena dampak. (Photo by Ahmad GHARABLI / AFP) 

Kenapa Iran Baru Membalas Israel Sekarang? Ternyata Ada Faktor Amerika dan Eropa

TRIBUNNEWS.COM - Iran akhirnya merealisasikan janjinya untuk membalas Israel atas pembunuhan sejumlah tokoh penting mereka.

Iran menyatakan, serangan ratusan rudal balistik pada Rabu (2/10/2024) dini hari tersebut adalah pembalasan atas kematian Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan IRGC Abbas Nilforoshan di ibu kota Lebanon, Beirut, pada 27 September.

Serangan rudal itu juga pembalasan atas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, akhir Juli silam.

Baca juga: Yordania Ikut Jatuhkan Rudal Iran ke Israel, AS: Serangan Dikalahkan, Tak Efektif

Mengapa Iran baru membalas Israel sekarang?

Khaberni melaporkan, Iran menegaskan kalau tanggapannya yang tertunda terhadap Israel terjadi atas permintaan Amerika Serikat dan Eropa untuk melakukan gencatan senjata di Gaza.

Hal itu dinyatakan Iran menurut pernyataan Kepala Staf Iran Mohammad Bagheri. 

BERITA REKOMENDASI

AS memang diketahui getol menginisiasi gencatan senjata antara Israel dan gerakan pembebasan Palestina, Hamas.

Negosiasi berbulan-bulan itu disebut-sebut hampir tercapai namun akhirnya mentok karena Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kerap "berakrobat" dengan mengajukan tuntutan-tuntutan baru di menit-menit akhir kesepakatan. 

Pada Rabu dini hari, Iran melancarkan serangan rudal besar-besaran dengan lebih dari 200 rudal dan drone yang menargetkan wilayah pendudukan Palestina.

Jutaan Orang Sembunyi ke Bunker

Media Ibrani mengkonfirmasi bahwa puluhan rudal pencegat ditembakkan ke rudal Iran, sementara Kementerian Luar Negeri pendudukan mengkonfirmasi bahwa sirene dibunyikan di seluruh Israel.

Kementerian mengatakan sirene tersebut mendorong jutaan orang ke tempat penampungan dan bunker persembunyian.

Israel mengklaim militer mereka berhasil mencegat sebagian rudal yang datang.

Namun, video-video yang beredar di media sosial, termasuk yang dibagikan pegiat medsos Israel, menunjukkan hal yang berbeda.

Jika pada serangan April lalu, IDF berhasil mencegat sebagian besar rudal Iran, kini justru sebaliknya.

Rudal-rudal berkecepatan tinggi yang diduga jenis Hipersonik terlihat jelas menghantam wilayah-wilayah di Tel Aviv.

Iran sejauh ini mengatakan, mereka hanya menyerang target militer, bukan wilayah sipil, seperti yang dilakukan Israel di Gaza dan Lebanon.

Apa yang bisa diketahui dari serangan rudal Iran ke Israel sejauh ini?

Skala serangan Iran kali ini lebih besar

Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke arah Israel, kata militer Israel

Itu akan menjadi serangan yang sedikit lebih besar daripada rentetan serangan bulan April, yang melibatkan sekitar 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah yang ditembakkan ke arah Israel.

Rekaman yang disiarkan oleh TV Israel menunjukkan beberapa rudal terbang di atas wilayah Tel Aviv sesaat sebelum pukul 19:45 waktu setempat atau 23:45 WIB.

Para pejabat militer telah mengonfirmasi bahwa beberapa serangan terekam selama serangan tersebut. Seorang juru bicara militer mengatakan Israel mencatat "beberapa serangan di pusat dan wilayah lain di selatan negara itu".

Gunakan rudal hipersonik

Garda Revolusi Iran mengatakan pasukannya menggunakan rudal hipersonik untuk pertama kalinya dan mengklaim bahwa 90 persen proyektil mengenai sasaran mereka. 

Sumber Garda Revolusi mengatakan kepada media pemerintah di Teheran bahwa mereka telah menargetkan tiga pangkalan militer Israel dalam serangan itu.

Namun, militer Israel menekankan bahwa "sejumlah besar" rudal yang ditembakkan Iran berhasil dicegat. 

Bantahan ini juga diperkuat dengan berita-berita yang dirilis media barat, seperti BBC hingga WSJ.

Namun, lagi-lagi, video yang beredar luas memperlihatkan kegagalan atau bahasa yang lebih halus "kejenuhan" sistem pertahanan udara Israel mengintersep ratusan rudal.

Mengapa Iran menyerang Israel?

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu merupakan respons atas pembunuhan Israel terhadap seorang komandan IRGC, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, dan Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah.

Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa Pemimpin Tertinggi negara itu, Ayatullah Ali Khamenei, secara pribadi telah memberikan perintah untuk menyerang.

Serangan itu hanyalah eskalasi terbaru dalam perang bayangan yang telah berlangsung lama antara kedua kekuatan itu. 

Iran telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mendukung organisasi paramiliter yang menentang Israel sebagai bagian dari Poros Perlawanannya.

Di sisi lain, Israel juga terus melakukan upaya sabotase hingga pembunuhan orang-orang penting di Iran, termasuk para ilmuwan nuklir.

Israel yakin bahwa Iran menimbulkan ancaman eksistensial dan telah menghabiskan waktu bertahun-tahun menjalankan operasi rahasia terhadap Teheran.

Bagaimana sistem pertahanan udara Israel bekerja?

Israel memiliki sistem pertahanan udara yang canggih, yang paling terkenal adalah Iron Dome.

Sistem ini dirancang untuk mencegat roket jarak pendek seperti yang ditembakkan oleh Hamas dan Hizbullah.

Meskipun digunakan untuk mempertahankan diri dari beberapa elemen serangan terakhir Iran pada bulan April, elemen-elemen lain dari sistem pertahanan "berlapis" negara itu kemungkinan melakukan sebagian besar pekerjaan tadi malam.

David's Sling - sistem buatan gabungan AS-Israel - digunakan untuk mencegat roket jarak menengah hingga jauh, serta rudal balistik dan jelajah. 

Dan untuk rudal balistik jarak jauh, yang terbang di luar atmosfer bumi, Israel memiliki pencegat Arrow 2 dan Arrow 3.

Namun apa yang terjadi tadi malam, seakan di luar perhitungan Israel

Amerika sempat mengeluarkan peringatan beberapa jam sebelumnya.

Pun demikian, sesaat sebelum Iran meluncurkan serangan, Teheran juga memberikan info itu kepada Rusia.

Namun, rudal hipersonik yang ditembakkan ternyata hanya membutuhkan waktu 15-20 menit untuk mencapai Israel.

Bak meteor yang jatuh dari langit, rudal-rudal itu gagal di-intersep, baik oleh sistem Arro 2-3 maupun Iron Dome.

Bagaimana reaksi sekutu Israel

Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden telah memerintahkan pasukan AS di wilayah tersebut untuk "membantu pertahanan Israel" dan menembak jatuh rudal Iran.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kapal perusak Angkatan Laut AS telah menembakkan sekitar selusin pencegat terhadap rudal Iran yang menuju ke Israel.

BBC juga telah memverifikasi rekaman yang menunjukkan pencegatan rudal di atas ibu kota Yordania, Amman. Negara itu juga menembak jatuh sejumlah rudal selama serangan terakhir Iran pada bulan April.

Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengutuk serangan itu "dengan kata-kata yang paling keras" selama panggilan telepon dengan mitranya dari Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa.

Berbicara di Downing Street, dia berkata: "Kami mendukung Israel dan kami mengakui haknya untuk membela diri dalam menghadapi agresi ini. Iran harus menghentikan serangan ini bersama dengan proksinya seperti Hizbullah."

Menteri Pertahanan Inggris John Healey mengindikasikan pasukan Inggris "memainkan peran mereka" dalam "upaya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut", tanpa menyebutkan sejauh mana keterlibatan militer Inggris.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Israel telah memperingatkan akan adanya dampak buruk setelah serangan tersebut, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Iran telah "membuat kesalahan besar malam ini, dan akan membayarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas