Diplomasi Memanas, Israel Blacklist Sekjen PBB di Tengah Konflik dengan Iran
Menteri Luar Negeri Israel mengumumkan larangan sekretaris jenderal PBB, Antonio Guterres untuk memasuki wilayah Israel.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel mengumumkan larangan sekretaris jenderal PBB, Antonio Guterres untuk memasuki wilayah Israel.
Hal tersebut diumumkan oleh Israel Katz melalui X pada Rabu (3/10/2024).
"Saya telah menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai persona non grata di Israel dan melarangnya memasuki negara itu," kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Kementerian Luar Negeri mengklaim bahwa langkah ini didorong oleh tanggapan Guterres terhadap serangan rudal dari Iran pada malam sebelumnya, dikutip dari Al Mayadeen.
Katz menuduh Guterres memberikan respons tidak tegas dalam serangan Iran.
Hal ini terjadi tak lama setelah Guterres menyerukan agar eskalasi kekerasan di Timur Tengah segera diakhiri.
Guterres mengecam meningkatnya skala perang yang ditandai dengan eskalasi terus-menerus.
"Ini harus dihentikan. Kita benar-benar membutuhkan gencatan senjata," tegas Guterres pada hari Selasa (2/10/2024).
Ini bukan pertama kalinya Israel melarang pejabat PBB memasuki Israel.
Dalam beberapa bulan terakhir, terdapat beberapa pejabat PBB yang dilarang memasuki Israel.
Mereka di antaranya, Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese, yang dituduh berpihak pada Palestina.
Baca juga: AS Intimidasi Iran di Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB: Jangan Targetkan Kami Atau Israel
Kemudian kepala kantor kemanusiaan PBB di Wilayah Palestina yang diduduki, yang mengatakan pada bulan Agustus bahwa Israel tidak memperpanjang visanya karena laporan PBB yang menuduh Israel melanggar hak-hak anak-anak Palestina.
Operasi Janji Setia 2
Sekitar 400 rudal diluncurkan oleh Iran menuju wilayah Palestina yang diduduki.
Menurut IRGC, serangan ini adalah respons atas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dan anggota IRGC Nilforooshian.