Meski Dihantui Serangan, Pasukan Perdamaian PBB Tidak Akan Mundur dari Perbatasan Lebanon
Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa di Lebanon Selatan memutuskan untuk tetap berada di lokasi meski ada serangan Israel.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Lebanon Selatan memutuskan untuk tetap berada di lokasi meskipun Israel terus melancarkan serangannya.
Menurut kepala pasukan penjaga perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, keputusan ini diambil oleh mereka lantaran mematuhi perintah Dewan Keamanan.
Mereka bersiap dengan apapun kenyataan yang dihadapi di lokasi.
"Pasukan penjaga perdamaian terus berupaya sebaik mungkin untuk melaksanakan mandat Dewan Keamanan mereka dalam kondisi yang jelas sangat sulit," kata Jean-Pierre Lacroix, dikutip dari Al-Arabiya.
Tugas pasukan perdamaian PBB ini merupakan misi yang disebut sebagai UNIFIL.
Misi ini adalah mandat dari Dewan Keamanan untuk membantu Lebanon dalam menjaga wilayahnya dari personel bersenjata luar Lebanon.
Awal minggu ini, militer Israel meminta pasukan penjaga perdamaian PBB untuk pindah dari perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Pasukan penjaga perdamaian PBB ini diminta untuk menjauhi Garis Biru dengan jarak lebih dari 5 Km.
Militer Israel mengklaim langkah ini dimaksudkan agar para pasukan perdamaian PBB selamat dari serangan yang diluncurkan oleh mereka (IDF).
"Sesegera mungkin, untuk menjaga keselamatan Anda," menurut kutipan dari pesan tersebut, yang dilihat oleh Reuters.
Namun Lacroix mengatakan dengan tegas bahwa pihaknya memutuskan untuk tetap berada di lokasi sebelumnya.
Mereka dengan tegas menolak perintah IDF.
"Saat ini pasukan penjaga perdamaian tetap berada di posisi mereka, semuanya," kata Lacroix.
Baca juga: Hizbullah Ngebom 2 Alat Peledak Israel saat IDF Menyusup ke Perbatasan Lebanon
Hiraukan peringatan Israel, Lacroix meminta untuk semua pihak menjaga perdamaian.