Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte Pulang Kampung Mencalonkan Diri Jadi Wali Kota Davao

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pulang kampung lalu mencalonkan diri sebagai wali kota Davao

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte Pulang Kampung Mencalonkan Diri Jadi Wali Kota Davao
AFP
Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang dikenal kontroversial. 

 

TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencalonkan diri sebagai wali kota Davao

Davao merupakan kota asal Duterte.

Duterte (79 tahun) menyerahkan berkas pendaftarannya ke Komisi Pemilihan Umum di Kota Davao pada Senin (7/10/2024) hari ini.

Duterte pernah menjadi wali kota sekitar dua dekade sebelum akhirnya menjadi Presiden Filipina pada 2016.

Selain itu, putranya yang bernama Sebastian Duterte akan dicalonkan menjadi wakilnya.

Saat ini, Sebastian merupakan wali kota petahana di Kota Davao.

BERITA REKOMENDASI

Ketika masa jabatan Presiden Duterte yang penuh gejolak berakhir pada tahun 2022, ia mengatakan akan pensiun dari dunia politik. 

Namun demikian, ia telah menarik kembali pernyataan tersebut sebanyak beberapa kali.

Duterte masih tetap populer setelah mengundurkan diri dari kursi kepresidenan.

Meski demikian kelompok hak asasi manusia dan lawan politiknya kemungkinan akan berkampanye keras untuk menghalanginya kembali ke dunia politik. 

Ia dan keluarganya juga berselisih dengan penggantinya sebagai Presiden Filipina, Presiden Ferdinand Marcos J.

Duterte pernah mencercanya sebagai pemimpin yang lemah dan pecandu narkoba.

Marcos menertawakan tuduhan Rodrigo dan membalas cercaan itu dengan menyebut bahwa Rodrigo adalah pengguna fentanil dan opioid yang kuat.

Seperti dikutip dari The Associated Press, dalam masa kepemimpinan Rodrigo Duterte, sebanyak 6.000 orang telah tewas dalam tindakan keras yang diberlakukan polisi dalam kasus narkoba.

Sebagian besar orang yang tewas merupakan tersangka kasus narkoba yang miskin.

Namun kelompok hak asasi manusia mengatakan jumlah korban tewas sebenarnya jauh lebih tinggi.

Dan mereka berpendapat, seharusnya pemerintah juga menghitung jumlah orang yang tewas dalam kasus pembunuhan oleh orang-orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor, yang hingga kini kasusnya belum selesai.

Rodrigo membantah telah melakukan pembunuhan di luar hukum terhadap tersangka narkoba, meskipun ia telah secara terbuka mengancam para tersangka dengan kematian dan telah memerintahkan polisi untuk menembak tersangka yang melawan ketika ditangkap.

Meskipun pemerintahannya melakukan tindakan keras besar-besaran terhadap narkoba ilegal, Duterte mengakui bahwa narkoba tetap menjadi masalah besar bagi Filipina.

Selama kampanye kepresidenannya, ia berjanji untuk memberantas masalah narkoba dalam tiga hingga enam bulan.

Tetapi setelah menjadi presiden, ia mengakui telah meremehkan besarnya persoalan tersebut.

Sumber : The Associated Press

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas