Washington Post: Hamas Bangun Mesin Perang Bawah Tanah untuk Bertahan Hidup
Sistem terowongan bawah tanah Hamas yang luas "metro Gaza," memungkinkan pergerakan senjata dan pejuang tanpa diketahui oleh pengawasan Israel.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
Sistem terowongan tersebut tidak hanya memfasilitasi operasi 7 Oktober, tetapi juga memungkinkan Hamas untuk terus bertempur meskipun ada respons militer Israel yang intens dan kerugian besar yang diderita.
Menurut analis Israel, AS, dan Arab, terowongan tersebut berfungsi untuk menyembunyikan produksi senjata.
Para pejabat mengatakan terowongan Hamas juga berfungsi sebagai jaringan komunikasi, depot pasokan, sistem jalan raya, jaringan pipa logistik, tempat perlindungan bom, dan rumah sakit lapangan.
Lubang terowongan tersembunyi digunakan sebagai tempat persiapan untuk penyergapan.
Tempat tinggal bawah tanah menjadi pusat komando dan fasilitas penahanan bagi para sandera Israel.
"Pergeseran strategis Sinwar difokuskan pada memastikan Hamas dapat berfungsi tanpa bantuan eksternal yang substansial, sehingga memungkinkannya mempertahankan perlawanannya sepanjang perang berkepanjangan," Washington Post menulis.
Bahkan setelah kehilangan ribuan pejuang dan beberapa komandan utama, Hamas tetap aktif.
Jaringan terowongan itu sangat penting bagi kelangsungan hidup kelompok itu, tetapi cadangan uang dan sumber daya dilaporkan semakin menipis, dan kondisi kemanusiaan di Gaza telah memburuk secara drastis, dengan ribuan warga sipil tewas dan sebagian besar wilayah hancur.
Meskipun mengalami kemunduran ini, upaya perekrutan Hamas tetap kuat, didorong oleh balas dendam dan kemarahan di kalangan pemuda Palestina.
Laporan tersebut menyoroti meningkatnya kekhawatiran di kalangan pejabat Israel dan internasional bahwa Hamas, meskipun melemah, dapat bangkit kembali dan terus menimbulkan ancaman serius.
Strategi bertahan hidupnya, yang mencakup senjata produksi lokal dan jaringan terowongan yang luas, telah mendorong penilaian ulang tentang bagaimana Israel dan sekutunya menghadapi konflik yang sedang berlangsung.
Saat perang memasuki fase baru, para ahli memperingatkan bahwa Hamas mungkin beralih ke taktik gaya pemberontakan, termasuk penggunaan IED dan perang gerilya, yang berpotensi menimbulkan tantangan jangka panjang bagi pasukan Israel yang menginvasi Gaza.
Baca juga: Hamas Kirim Roket ke Tel Aviv, IDF Perintahkan Warga Gaza di Khan Yunis Ngungsi ke Al-Mawasi
Peringatan 1 Tahun Perang Gaza
Terhitung per hari ini, Senin (7/10/2024), perang Israel dengan Hamas yang berlangsung di Gaza, Palestina, telah genap satu tahun.
Dalam 365 hari, tercatat 60 persen bangunan di Gaza rusak atau hancur akibat agresi Israel.