Belum Ada 100 Hari Kerja, PM Inggris Keir Starmer Sudah Diterpa Isu Reshuffle Kabinet
Isu tersebut muncul setelah banyaknya tudingan yang menyebut teman-teman politik Starmer lebih diutamakan untuk mengisi sejumlah jabatan di pemerintah
Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Baru dilantik 5 Juli 2024 lalu, kabinet pemerintahan Inggris yang dipimpin oleh Keir Starmer sudah diguncang prahara reshuffle.
Belum genap 100 hari kerja, Starmer yang terpilih menjadi Perdana Menteri setelah Partai Labour meraih kemenangan pemilihan terbesar sejak 1997 ini harus dihadapkan dilema reshuffle.
Kabar reshuffle ini mulai bergulir setelah pemerintahan Labour yang masih seumur jagung ini dinilai problematik.
Dikutip dari Politico, isu tersebut muncul setelah banyaknya tudingan yang menyebut teman-teman politik Starmer lebih diutamakan untuk mengisi sejumlah jabatan di pemerintahan.
Selain itu, Starmer dan menteri Labour lainnya dituding menerima gratifikasi fasilitas dari para donatur dan pelobi mereka untuk melancarkan segala urusan dengan pemerintah Inggris.
Bola liar reshuffle tersebut kian memanas setelah pada hari Minggu lalu (6/10/2024) Starmer mengumumkan keluarnya Sue Gray, yang merupakan kepala stafnya.
Banyak yang menuding Sue Gray ikut bertanggung jawab terhadap kekacauan di pemerintah Inggris.
Hal ini terjadi karena sosoknya dinilai sebagai tokoh kunci yang membantu Starmer meraih kekuasaannya.
Ia juga dikenal sebagai salah satu sosok di belakang layar dari kebijakan Starmer selama ini, setelah bertahun-tahun melayani sebagai pejabat senior
Sue juga dikenal sebagai sosok yang memimpin penyelidikan skandal “partygate” yang berkontribusi pada pelengseran Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris pada 2022 lalu.
Sebagai sosok veteran di Pemerintahan Inggris, banyak pengamat yang menilai Gray seharusnya memastikan transisi Keir Starmer berjalan lancar.
Baca juga: Kepleset Lidah, PM Inggris Keir Starmer Minta Sosis Israel di Gaza Dipulangkan, Banjir Cemoohan
Namun, ketidakpuasan masyarakat kian menjadi setelah para rival politiknya menuding Starmer selama ini menjadi boneka politik dari Sue Gray.
Tudingan ini juga didukung dengan bocornya informasi yang menunjukkan bahwa pemerintah Inggris ternyata memberikan bayaran lebih tinggi kepada Sue daripada Keir Starmer sendiri.
Langkah Starmer yang "menendang" Sue Gray ini juga menunjukkan sang Perdana Menteri tak segan-segan memutuskan hubungan dengan orang terdekatnya untuk bergerak maju