Israel Klaim Bunuh Hashem Safieddine Penerus Hassan Nasrallah: Hizbullah, Organisasi Tanpa Kepala
Israel mengklaim telah membunuh Hashem Safieddine, penerus Hassan Nasrallah. Menhan Israel Yoav Gallant sebut Hizbullah organisasi tanpa kepala.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan Hashem Safieddine, sepupu Hassan Nasrallah yang disebut akan menggantikan dirinya sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah, mungkin telah terbunuh.
Hashem Safieddine, seorang pejabat tinggi Hizbullah secara luas diperkirakan akan menggantikan Hassan Nasrallah, menurut Reuters.
"Hizbullah adalah organisasi tanpa pemimpin. Hassan Nasrallah disingkirkan, penggantinya kemungkinan juga disingkirkan," kata Yoav Gallant kepada para perwira di pusat komando militer utara, dalam segmen video singkat yang didistribusikan oleh militer Israel (IDF), Selasa (8/10/2024).
"Hal ini berdampak besar pada segala sesuatu yang terjadi. Tidak ada seorang pun yang mengambil keputusan, tidak ada seorang pun yang bertindak," katanya.
Ia mengklaim Iran mendanai Hizbullah hingga mencapai kekuatan militer yang mereka miliki saat ini.
"Jangkauan serangan yang diluncurkan Hizbullah telah dibangun selama bertahun-tahun dengan investasi besar dari Iran, dan hal ini telah mencapai tingkat yang dicapai Hizbullah. Saat ini, hal tersebut serupa dengan apa yang telah dicapai Hamas, dan mungkin kurang dari itu," kata Yoav Gallant.
"Ketika debu mengendap di langit Lebanon, Iran akan menyadari mereka telah kehilangan aset berharganya," lanjutnya.
Yoav Gallant mengklaim Hamas dan Hizbullah telah kehilangan kemampuan mereka.
"Hari ini, satu tahun setelah dimulainya perang, akibatnya adalah Hamas adalah sebuah organisasi yang hancur dan Hizbullah adalah organisasi yang kalah dan hancur, tanpa kemampuan kepemimpinan dan kontrol," katanya, seperti diberitakan Aawsat.
Hashem Safieddine telah memimpin Hizbullah bersama wakil sekretaris jenderal Hizbullah, Naim Qassem, sejak pembunuhan Hassan Nasrallah dalam serangan udara di pinggiran Beirut, Lebanon, pada Jumat (27/9/2024).
Hashem Safieddine diperkirakan akan terpilih secara resmi sebagai sekretaris jenderal berikutnya, meskipun belum ada pengumuman resmi yang dibuat oleh Hizbullah.
Baca juga: Serang Beirut, Israel Klaim Tewaskan Komandan Senior Hizbullah Suhail Hussein Husseini
Naim Qassem mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Selasa kemarin, Hizbullah akan memilih sekretaris jenderal baru dan akan mengumumkannya setelah selesai.
Netanyahu Klaim Israel Habisi Para Penerus Hassan Nasrallah
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim pasukan Israel telah membunuh para penerus Hassan Nasrallah yang kemungkinan menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah selanjutnya.
"Kami telah melemahkan kemampuan Hizbullah. Kami berhasil melumpuhkan ribuan teroris, termasuk Nasrallah sendiri dan pengganti Nasrallah, serta pengganti penggantinya," kata Netanyahu dalam pesan video yang direkam sebelumnya, Selasa kemarin.
Netanyahu tidak menyebut nama para penerus Hassan Nasrallah.
IDF mulai meluncurkan serangan udara skala besar pada Senin (23/9/2024).
Pada Selasa (1/10/2024), IDF mengumumkan telah memulai serangan darat terbatas ke beberapa titik perbatasan Lebanon selatan, seperti diberitakan Al Arabiya.
Rentetan serangan udara Israel membunuh pemimpin Hizbullah, Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah di Distrik Dahiya, pinggiran Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.965 jiwa dan 97.590 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (8/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel