Seoul Tuduh Tentara Korea Utara Bertempur untuk Rusia di Ukraina
Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Kim Yong-hyun menuduh tentara Korea Utara (Korut) ikut bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Kim Yong-hyun menuduh tentara Korea Utara (Korut) ikut bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina.
Lebih lanjut, Kim pada hari Selasa (8/10/2024) mengatakan sangat mungkin kalau enam perwira Korea Utara tewas dalam serangan Rudal Kraina di dekat Donetsk pada Kamis (3/10/2024), lapor media Ukraina.
"Kami menilai kemungkinan jatuhnya korban di kalangan perwira dan prajurit Korea Utara di Ukraina sangat besar, mengingat berbagai keadaan," kata Kim, dikutip dari France24.
Ia menambahkan bahwa Seoul mengharapkan Pyongyang mengirimkan lebih banyak pasukan untuk mendukung upaya perang Rusia.
Sejauh ini, Korea Utara menepis tuduhan bahwa mereka memasok senjata kepada pasukan Rusia untuk digunakan dalam invasi ke Ukraina.
"Masalah penempatan pasukan reguler kemungkinan besar disebabkan oleh kesepakatan bersama yang menyerupai aliansi militer antara Rusia dan Korea Utara," katanya.
Dikutip dari Al Jazeera, Kim Yong-hyun, menambahkan Korea Utara diperkirakan akan mengirim lebih banyak prajurit untuk ikut serta dalam pertempuran dengan Ukraina.
Baik Ukraina maupun Rusia memiliki pejuang asing di jajaran mereka.
Pernyataan pejabat tinggi Korea Selatan itu muncul di tengah laporan yang menyebut hubungan antara Korea Utara dan Rusia semakin menguat.
Jurnalis AFP di India dan Nepal telah menyelidiki upaya perekrutan untuk militer Rusia.
Korea Selatan juga mengklaim Pyongyang telah mengirim ribuan kontainer senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.
Baca juga: Kim Jong Un Kirim Ucapan Selamat Ulang Tahun ke Putin, Sebut Presiden Rusia sebagai Teman Dekat
Pyongyang yang punya senjata nuklir telah secara terbuka memperkuat hubungan militer dengan Moskow dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan, Presiden Vladimir Putin melakukan kunjungan langka ke Pyongyang pada bulan Juni kemarin, di mana ia menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan pemimpin Kim Jong Un.
Para analis telah memperingatkan bahwa peningkatan pengujian dan produksi artileri serta rudal jelajah oleh Korea Utara baru-baru ini dapat dilakukan sebagai persiapan untuk pengiriman ke Rusia.