Iran Siap Hadapi Israel jika Diserang, Pastikan Tetap Dukung Perlawanan Anti-Zionis
Iran siap ambil tindakan lebih kuat jika diserang Israel, pastikan tetap dukung perlawanan termasuk Hamas, Hizbullah Lebanon, PIJ, Hizbullah Irak.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Pada Selasa (1/10/2024) malam, Iran meluncurkan 180 rudal dalam serangan balasannya terhadap Israel, yang menargetkan pangkalan Mossad, pangkalan udara Hatzrim dan Nevatim, radar, dan pusat perakitan tank Israel.
Iran mengklaim peluncuran rudal itu adalah respon atas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah petinggi militer Hamas, Hizbullah dan Garda Revolusi Iran (IRGC).
Tentara Israel (IDF) mengakui beberapa rudal menghantam pangkalan udaranya, namun mengklaim rudal-rudal itu dicegat oleh Israel dan koalisi pertahanan yang dipimpin oleh sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dengan dalih menargetkan Hizbullah.
Israel dan Hizbullah terlibat pertempuran setelah Hizbullah meluncurkan roket ke perbatasan Israel utara, Palestina yang diduduki, sejak 8 Oktober 2023 untuk mendukung perlawanan Hamas di Jalur Gaza.
Pada 31 Juli 2024, Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran dan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah di pinggiran Beirut pada 27 September 2024.
Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.065 jiwa dan 97.886 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (10/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).