Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pandang Enteng Gaza, 3 Tentara Israel Remuk di Jabalia, IDF Terapkan Sensor Militer

Saat menetapkan Gaza sebagai medan perang sekunder, Tentara Israel kehilangan tiga personel pasukan khusus yang tewas dan dipukul mundur di Jabalia

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pandang Enteng Gaza, 3 Tentara Israel Remuk di Jabalia, IDF Terapkan Sensor Militer
rntv/tangkap layar
Tiga tentara Israel yang tewas dalam pertempuran melawan milisi Palestina di Jabalia, Gaza Utara, Jumat (11/10/2024). 

Laporan menambahkan kalau pasukan khusus Israel tersebut mencoba masuk dari penyeberangan Kerem Shalom ke Rafah untuk sebuah misi.

Laporan menambahkan kalau milisi petempur gerakan perlawanan Palestina mampu mendeteksi dan menembak ke arah pasukan Israel tersebut.

"Pesawat Israel kemudian melakukan intervensi dan melakukan tembakan dan pemboman besar-besaran untuk menyelamatkan pasukan, yang mampu mundur dengan korban jiwa yang belum diungkapkan," tulis laporan khaberni.

Baca juga: Pasukan Israel Menggila di Gaza Utara, RS Indonesia Terancam, Krisis Mengerikan di RS Kamal Adwan

Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara dilaporkan dalam kondisi mengerikan setelah dikepung tentara Israel. Pasukan zionis juga mengusir pra staf medis dan pasein untuk pergi per 9 Oktober 2024.
Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara dilaporkan dalam kondisi mengerikan setelah dikepung tentara Israel. Pasukan zionis juga mengusir pra staf medis dan pasein untuk pergi per 9 Oktober 2024. (tangkap layar)

Kepung Rumah Sakit

Per Jumat, penyerangan ke wilayah Jabalia di Jalur Gaza memasuki hari keenam saat tentara Israel memerintahkan evakuasi paksa para staf medis dan pasien dari rumah sakit dan fasilitas medis di kawasan itu.

Militer Israel menewaskan sedikitnya 18 orang dalam serangan semalam saat berupaya mengusir puluhan ribu warga sipil Palestina dari Gaza utara.

Setidaknya 18 warga Palestina tewas dalam serangan Israel semalam di Gaza, kata petugas medis Palestina pada 9 Oktober, saat pasukan Israel melanjutkan pengepungan dan serangan mereka di kamp pengungsi Jabalia di utara daerah kantong itu untuk hari kelima.

Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan telah menerima laporan yang belum dikonfirmasi bahwa puluhan warga Palestina mungkin telah tewas di Jabalia dan wilayah lain di Gaza utara tetapi tidak dapat menjangkau mereka karena pemboman Israel.

Berita Rekomendasi

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada malam 8 Oktober bahwa pasukan Israel mengepung rumah sakit Kamal Adwan di dekat Beit Lahia di Gaza utara, menuntut agar pasien dan tenaga medis mengevakuasi rumah sakit, serta rumah sakit Indonesia dan Al-Awda di dekatnya.

Dr. Hossam Abu Safiya, Direktur Kompleks Medis Kamal Adwan, menyatakan, “Pendudukan secara eksplisit mengancam kami, memberi kami waktu 24 jam untuk mengevakuasi seluruh pasien, staf medis, dan semua orang yang ada di rumah sakit. Ini adalah tindakan berbahaya yang mengancam runtuhnya sistem perawatan kesehatan di Jalur Gaza utara.”

Dr. Fadel Naim menyatakan bahwa fasilitas RS Kamal Adwan telah terkena dampak tembakan artileri dalam beberapa hari terakhir, dengan pintu masuk darurat terkena tembakan. Ia mengatakan proses evakuasi telah dimulai untuk pasien dan staf, meskipun beberapa masih terjebak di dalam.

Pertempuran besar di Jabalia dimulai pada hari Sabtu, saat pasukan Israel mengepung kamp tersebut dan mengepungnya sambil melepaskan serangan udara dan artileri sebelum masuknya pasukan darat.

Pada hari Senin, warga Jabalia Asmaa Tayeh mengatakan kepada BBC bahwa ia dan keluarganya harus meninggalkan rumah mereka untuk keempat kalinya dalam setahun. Mereka mengungsi ke rumah neneknya di Kota Gaza setelah militer mengeluarkan perintah evakuasi baru bagi warga Jabalia dan Beit Hanoun serta Beit Lahia di dekatnya.

Mereka telah kembali ke rumah kakek-neneknya di distrik Al-Nasr di Kota Gaza dan, seperti banyak warga sipil di utara, enggan pindah lebih jauh ke selatan seperti yang diminta Israel, karena takut mereka tidak akan pernah diizinkan untuk kembali ke rumah.

“Situasinya semakin berbahaya sehingga kami tidak punya banyak harapan untuk kembali,” kata Asmaa.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas