Polisi Israel Klaim Tangkap 5 Warga Palestina Terafiliasi ISIS di Israel Utara
Polisi Israel dan Shin Bet tangkap 5 warga Palestina dari Israel utara, yang terkait dengan kelompok ISIS, atas dugaan rencana untuk mengebom mal.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Laporan Axios mengungkapkan gempuran Israel di Gaza dalam setahun terakhir telah menghancurkan infrastruktur utama dan mengganggu kehidupan sehari-hari warga Palestina.
"Hingga 25 September, Pasukan Pendudukan Israel (IOF) telah merusak atau menghancurkan lebih dari 60 persen bangunan di Gaza," menurut studi data satelit yang dilakukan oleh Jamon Van Den Hoek dari Universitas Negeri Oregon dan Corey Scher dari CUNY Graduate Center.
Menurut dua investigasi Pusat Satelit Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkini, diperkirakan 227.591 unit hunian rusak atau hancur, demikian pula dengan 68 persen jaringan jalan di jalur tersebut.
Tak hanya itu, Al Mayadeen melaporkan 90 persen penduduk di wilayah yang terkepung itu juga terusir dari tanah yang mereka tempati.
Oxfam minggu lalu melaporkan bahwa hanya 17 dari 36 rumah sakit yang masih berfungsi, dengan menyatakan bahwa "semuanya mengalami kekurangan bahan bakar, pasokan medis, dan air bersih."
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada Associated Press pada bulan September belum pernah melihat tingkat kematian dan kehancuran seperti yang dilihat di Gaza dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut badan PBB yang mengoordinasikan bantuan kemanusiaan, sekitar 90 persen penduduk Gaza telah dipindahkan secara paksa setidaknya sekali selama setahun terakhir.
Banyak warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka beberapa kali, pindah ke lahan yang lebih sempit, dan terputus dari akses air bersih, listrik, dan perawatan kesehatan.
Menurut Reuters, kerawanan pangan di Gaza mungkin meningkat sebagai akibat dari prosedur bea cukai baru untuk barang-barang kemanusiaan.
"Israel" telah membombardir Jalur Gaza dengan kejam, menyasar rumah sakit dan sekolah dengan kedok menyasar markas besar Hamas .
Beberapa investigasi independen tidak menemukan bukti tentang klaim palsu tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)