Mengapa Israel Serang Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL di Lebanon?
Mengapa Israel Serang Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL di Lebanon? Apakah Israel pernah menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB sebelumnya?
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
Analis militer Elijah Magnier mengatakan kepada Al Jazeera bahwa insiden baru-baru ini bukanlah pertama kalinya UNIFIL mendapat serangan dari Israel.
Pada tahun 1987, pasukan tank Israel menembaki sebuah desa tempat pos komando UNIFIL berada, menewaskan seorang pasukan penjaga perdamaian Irlandia.
Pada tahun 1996, Israel menembaki batalion UNIFIL di Fiji di Qana, Lebanon selatan. Lebih dari 120 warga sipil Lebanon tewas dan sekitar 500 orang terluka.
Empat tentara PBB juga terluka.
Pada akhir November 2023, pasukan Israel menembaki patroli UNIFIL di dekat Aitaroun di Lebanon selatan, tetapi tidak ada pasukan penjaga perdamaian yang terluka.
Magnier mengatakan serangan baru-baru ini terjadi "karena Israel perlu melewati posisi UNIFIL di Naqoura dan memulai invasi ke Lebanon.
Poros ini sangat penting bagi tentara Israel," seraya menambahkan bahwa sejumlah besar tentara Israel siap memasuki Lebanon.
Pasukan UNIFIL dapat dikenali dengan jelas karena mereka mengenakan helm biru dan posisi mereka diketahui oleh militer Israel.
PM Israel MInta PBB Pindahkan UNIFIL dari Zona Berbahaya
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengaku sudah mendesak Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, untuk memindahkan UNIFIL dari zona berbahaya, namun permintaan itu berulang kali ditolak, Minggu (13/10/2024),
Ia menyebut Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon atau UNIFIL) jadi perisai manusia bagi Hizbullah.
"Tuan Sekretaris Jenderal, pindahkan pasukan UNIFIL dari daerah berbahaya," kata Netanyahu.
"Ini harus dilakukan sekarang juga, segera," imbuhnya, dalam sebuah pernyataan video yang dirilis kantor PM Israel.
Baca juga: Apa itu UNIFIL?
Dikutip dari VOA, permintaan Netanyahu itu disampaikan sehari setelah UNIFIL menolak mundur dari perbatasan, meski anggotanya terluka akibat tembakan Israel.
"Penolakan Anda untuk mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera Hizbullah. Ini membahayakan mereka, dan nyawa tentara kami," kata Netanyahu.