Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perbatasan Dua Korea Memanas Gara-gara Provokasi Drone Korut 

Ketegangan di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara meningkat karena meningkatnya provoksi drone Korea Utara ke wilayah selatan.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Perbatasan Dua Korea Memanas Gara-gara Provokasi Drone Korut 
Korea Herald
Korea Utara membangun pos penjagaan dan pagar kawat berduri yang baru dipasang di Kabupaten Gaepung, Provinsi Hwanghae Utara, Korea Utara. Posisi pos penjagaan ini terlihat dari Observatorium Perdamaian Ganghwa di Kabupaten Ganghwa, Incheon, Korea Selatan, pada 4 Oktober 2024. 

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea yang dikelola pemerintah Pyongyang pada hari Minggu, Staf Umum Tentara Rakyat Korea memberikan “instruksi pra-operasi” kepada korps artileri perbatasan yang bersenjata lengkap untuk bersiaga untuk “misi penembakan penting” pada pukul 8 malam. Minggu, mengutip apa yang diklaimnya sebagai serangan drone oleh Korea Selatan.

Staf Umum Angkatan Darat Korea Utara mengatakan pihaknya memerintahkan semua tingkat angkatan bersenjata untuk siap menyerang pesawat tak berawak Korea Selatan jika pelanggaran seperti itu terjadi lagi, bahkan jika serangan tersebut meningkat menjadi konfrontasi militer.

Staf Umum juga meminta kewaspadaan dan pengawasan anti-pesawat ditingkatkan di sekitar Pyongyang jika ada drone Korea Selatan lainnya yang memasuki ibu kota, seperti yang terus diklaimnya.

Baca juga: Gertak Korut, AS Kirim Kapal Bertenaga Nuklir ke Korea Selatan

Meskipun Korea Utara mengatakan pesawat tak berawak Korea Selatan masuk tanpa izin ke Pyongyang dan menjatuhkan selebaran anti-rezim Kim Jong-un sebanyak tiga kali pada bulan ini, militer Korea Selatan mengatakan pihaknya belum mengirimkan satu pun pesawat tak berawak.

Kementerian Pertahanan Nasional di Seoul menyatakan bahwa tidak ada drone militer yang dikirim melintasi perbatasan dan “tidak ada yang dapat dikonfirmasi” mengenai klaim Korea Utara atas terjadinya infiltrasi tersebut.

Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, mengancam akan terjadinya “tragedi mengerikan” jika drone Korea Selatan muncul kembali di langit Pyongyang pada hari Sabtu, yang ditanggapi oleh Kementerian Pertahanan Seoul dengan peringatan kehancuran rezim.

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Pyongyang mengatakan pada hari yang sama pihaknya yakin militer Korea Selatan berada di balik dugaan infiltrasi pesawat tak berawak. Drone Korea Selatan lainnya yang melintasi perbatasan akan dianggap sebagai deklarasi perang, tambahnya.

Baca juga: Korea Selatan Deteksi Korut Sedang Bikin Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Berita Rekomendasi

Anggota Parlemen Park Jie-won, mantan direktur Badan Intelijen Nasional, mengatakan kepada The Korea Herald pada hari Senin bahwa kementerian pertahanan Korea Selatan “melakukan hal yang benar dengan tidak membenarkan atau menyangkal” tuduhan dari Korea Utara.

“Kami berisiko memanfaatkan taktik mereka dengan mengomentari tuduhan mereka terhadap kami melakukan pelanggaran serius,” katanya.

Park ditunjuk sebagai ketua komite Partai Demokrat Korea untuk keamanan antar-Korea yang dibentuk pada hari Senin sehubungan dengan perkembangan terkini seputar klaim drone tersebut.

Mantan kepala mata-mata Korea Selatan tersebut menyarankan agar pemerintah Korea Selatan mempertimbangkan untuk melarang para aktivis menyebarkan selebaran anti-Pyongyang ke Korea Utara untuk mencegah kemungkinan terjadinya konflik bersenjata.

“Kebebasan berekspresi itu penting, begitu pula keamanan. Tidak perlu mengipasi ketegangan perbatasan,” katanya.
 
Sumber: Korea Herald

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas