Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Minyak Anjlok, Netanyahu Jamin Israel Tidak Serang Fasilitas Nuklir maupun Minyak Mentah Iran

Harga minyak anjlok setelah Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menjamin kalau Tel Aviv tidak akan menyerang fasilitas Iran.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Harga Minyak Anjlok, Netanyahu Jamin Israel Tidak Serang Fasilitas Nuklir maupun Minyak Mentah Iran
Instagram @b.netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Harga minyak anjlok setelah Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menjamin kalau Tel Aviv tidak akan menyerang fasilitas Iran, Selasa (15/10/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Harga minyak anjlok setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menjamin kalau Tel Aviv tidak akan menyerang fasilitas Iran, Selasa (15/10/2024).

Anjloknya harga minyak dilaporkan setelah adanya laporan bahwa Netanyahu mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa dia tidak akan menyerang fasilitas minyak mentah atau nuklir Iran.

Serangan rudal balasan Iran terhadap Israel pada bulan ini membuat harga minyak mentah melonjak karena dikhawatirkan bakalan memicu serangan tanggapan lanjutan, yang akan mengganggu pasokan minyak.

Analis ekuitas senior di perusahaan jasa keuangan Hargreaves Lansdown, Matt Britzman, menilai laporan tentang jaminan yang diserukan Netanyahu telah meredakan sebagian dari kekhawatiran mengenai pasokan minyak.

“Dengan premi risiko geopolitik yang turun, harga sekali lagi ditentukan oleh gambaran tentang permintaan yang sedang bergejolak,” tambahnya, dikutip dari VOA.

Permintaan China

Harga minyak mentah juga turun karena kekhawatiran tentang permintaan di China, setelah Beijing tidak mengumumkan stimulus baru untuk ekonominya yang tersendat pada pengarahan akhir pekan.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) melemah lebih dari lima persen menjadi di bawah $70 per barel pada satu tahap, tetapi pulih ke $70,58, dikutip dari Bestprofit Futures Portal News.

Berita Rekomendasi

Harga minyak mentah berjangka Brent North Sea turun 4,1 persen.

Kekhawatiran bahwa China, importir minyak mentah terbesar di dunia, gagal menghidupkan kembali ekonominya yang sedang terpuruk, menambah tekanan ke bawah.

Investor kecewa dengan kurangnya perincian dari Menteri Keuangan China, Lan Fo'an mengenai skala langkah stimulus untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Langsung Melonjak Usai Biden Rencanakan Serang Fasilitas Migas Iran

“Ke mana pun Anda melihat, China sangat membutuhkan dukungan fiskal, dengan permintaan domestik yang sangat lemah di samping ekonomi yang menghadapi tekanan deflasi dan permintaan global yang lebih lemah,” kata Rodrigo Catril, seorang ahli strategi senior di National Australia Bank. 

Blokade Minyak Libya

Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) mengatakan, pasar minyak global tetap “cukup” tersuplai berkat berakhirnya blokade minyak Libya, melemahnya permintaan, dan kerugian produksi yang relatif kecil akibat badai di kawasan Teluk Meksiko di AS.

Blokade minyak telah sering digunakan sebagai taktik politik dalam kekacauan setelah berakhirnya kekuasaan Gaddafi selama 42 tahun, Reuters melaporkan.

Akan tetapi, sementara penutupan lokal yang lebih kecil terkadang dapat diselesaikan dalam beberapa hari, blokade yang lebih besar yang terkait dengan pertikaian politik atau militer yang besar terkadang berlangsung hingga berbulan-bulan.

Blokade utama terpanjang, ketika Haftar menghentikan hampir semua produksi pada tahun 2020 selama delapan bulan, hanya diselesaikan sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas ketika serangannya terhadap Tripoli gagal.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas