Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Terus-terusan Bombardir Beirut Padahal Sudah Ditentang AS, Mulai Tak Mau Dengar Sekutunya?

Militer Israel terus-terusan membombardir Ibu Kota Lebanon, Beirut meski sudah mendapatkan tentangan dari Amerika Serikat (AS).

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
zoom-in Israel Terus-terusan Bombardir Beirut Padahal Sudah Ditentang AS, Mulai Tak Mau Dengar Sekutunya?
Tangkapan layar X/@Marwa__Osman
Serangan udara besar-besaran menargetkan Burj al-Barajneh di pinggiran selatan Beirut pada sore hari tanggal 7 Oktober, menyusul salah satu malam terberat pemboman Israel di ibu kota Lebanon sejauh ini. 

"Mengenai cakupan dan sifat operasi pengeboman yang kita saksikan di Beirut selama beberapa minggu terakhir, itu adalah sesuatu yang kami sampaikan dengan jelas kepada pemerintah Israel bahwa kami prihatin dan kami menentangnya," katanya kepada wartawan, dengan nada yang lebih keras daripada yang telah diambil Washington selama ini.

Terakhir kali Beirut terkena serangan adalah pada 10 Oktober, ketika dua serangan di dekat pusat kota menewaskan 22 orang dan merobohkan seluruh bangunan di lingkungan padat penduduk.

Biden Kirim Surat Ancaman ke Netanyahu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023.
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023. (Brendan Smialowski / AFP)

Presiden AS, Joe Biden telah mengirimkan surat ancaman kepada pemerintah Israel, yang menuntut agar mereka bertindak untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza dalam 30 hari ke depan.

Baca juga: Lebih dari Setahun Agresi di Gaza, Italia Akhirnya Batasi Ekspor Senjata ke Israel

Dalam suratnya, Biden mengancam bila Israel tak menuruti, mereka berisiko melanggar hukum AS yang mengatur bantuan militer asing, yang menunjukkan bantuan militer AS dapat terancam.

Surat hari Minggu itu, yang ditulis bersama oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, ditujukan kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

Surat itu menandai langkah baru yang signifikan oleh AS untuk mencoba memaksa Israel memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Mereka menulis bahwa AS memiliki kekhawatiran mendalam tentang situasi ini dan meminta “tindakan mendesak dan berkelanjutan oleh pemerintah Anda bulan ini untuk membalikkan arah ini”.

BERITA REKOMENDASI

Sejak musim semi ini, jumlah bantuan yang dikirimkan ke Gaza telah turun lebih dari 50 persen dan jumlah yang dikirimkan pada bulan September “merupakan jumlah terendah dari semua bulan selama tahun lalu,” imbuh mereka.

Batas waktu jatuh setelah pemilihan presiden AS pada tanggal 5 November.

Baca juga: Harga Minyak Anjlok, Netanyahu Jamin Israel Tidak Serang Fasilitas Nuklir maupun Minyak Mentah Iran

Namun, meskipun ada peringatan keras, AS terus memberikan bantuan militer kepada Israel, termasuk sistem pertahanan udara canggih dan pasukan AS yang mulai berdatangan ke negara itu pada hari Senin.

Namun, bantuan AS di masa mendatang bisa jadi terancam.

Surat tertanggal 13 Oktober itu mencatat bahwa Departemen Luar Negeri dan Pertahanan AS, berdasarkan hukum AS, "harus terus menilai" kepatuhan Israel terhadap jaminan yang diberikan awal tahun ini bahwa Israel tidak akan membatasi aliran bantuan ke daerah kantong itu.

Dikutip dari CNN, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan, pemerintah berharap surat itu akan meyakinkan Israel untuk bertindak.

"Menteri Blinken mengirim surat serupa pada bulan April, yang mendapat tanggapan konstruktif dan langkah-langkah konkret dari Israel," kata pejabat itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas