Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Terus-terusan Bombardir Beirut Padahal Sudah Ditentang AS, Mulai Tak Mau Dengar Sekutunya?

Militer Israel terus-terusan membombardir Ibu Kota Lebanon, Beirut meski sudah mendapatkan tentangan dari Amerika Serikat (AS).

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
zoom-in Israel Terus-terusan Bombardir Beirut Padahal Sudah Ditentang AS, Mulai Tak Mau Dengar Sekutunya?
Tangkapan layar X/@Marwa__Osman
Serangan udara besar-besaran menargetkan Burj al-Barajneh di pinggiran selatan Beirut pada sore hari tanggal 7 Oktober, menyusul salah satu malam terberat pemboman Israel di ibu kota Lebanon sejauh ini. 

"Surat ini menyusul penurunan bantuan baru-baru ini yang mencapai Gaza, yang ingin kami tangani dengan langkah-langkah konkret," lanjutnya.

Daftar tuntutan AS sangat panjang. Israel harus mengizinkan sedikitnya 350 truk per hari untuk memasuki Gaza melalui keempat penyeberangan utama, kata surat itu, selain membuka penyeberangan kelima.

Baca juga: Video Hizbullah untuk Israel: Kami Akan Ubah Haifa seperti Kiryat Shmona dan Metulla

Israel juga harus selama bulan depan menerapkan jeda kemanusiaan di seluruh Gaza sebagaimana diperlukan untuk memungkinkan kegiatan kemanusiaan, termasuk vaksinasi dan distribusi bantuan setidaknya selama empat bulan ke depan.

AS juga menuntut agar Israel mengizinkan orang-orang di zona kemanusiaan Al-Mawasi di dalam Gaza untuk pindah ke pedalaman sebelum musim dingin dan meningkatkan keamanan untuk konvoi dan gerakan kemanusiaan.

Israel juga harus mengambil tindakan untuk memastikan koridor Angkatan Bersenjata Yordania berfungsi pada “kapasitas penuh dan berkelanjutan”.

Surat tersebut ditutup dengan seruan untuk membuat saluran baru antara pemerintah AS dan Israel guna “mengangkat dan membahas insiden yang menimbulkan korban sipil,” dan pertemuan pertama akan diadakan pada akhir bulan ini.

Blinken dan Austin menulis bahwa tindakan pemerintah Israel tampaknya berkontribusi terhadap memburuknya situasi kemanusiaan.

Berita Rekomendasi

"Kami khususnya prihatin dengan tindakan pemerintah Israel baru-baru ini – termasuk menghentikan impor komersial, menolak atau menghalangi hampir 90 persen pergerakan kemanusiaan antara Gaza utara dan selatan pada bulan September, melanjutkan pembatasan penggunaan ganda yang memberatkan dan berlebihan, serta menerapkan pemeriksaan baru dan persyaratan tanggung jawab dan bea cukai yang memberatkan bagi staf dan pengiriman bantuan kemanusiaan – bersama dengan meningkatnya pelanggaran hukum dan penjarahan – berkontribusi terhadap percepatan kemerosotan kondisi di Gaza," kata mereka.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas