Militer China Dilaporkan Tembaki MiG-29 Era Soviet Milik Angkatan Udara Myanmar
Militer China diduga menembaki jet tempur MiG-29 era Soviet yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Myanmar.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Militer China Dilaporkan Tembaki MiG-29 Angkatan Udara Myanmar
TRIBUNNEWS.COM - Menurut laporan yang beredar di X dan Telegram , serta sebuah video yang telah muncul, Militer China diduga menembaki jet tempur MiG-29 era Soviet yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Myanmar.
Meskipun laporan tersebut menunjuk tanggal 19 Oktober 2024, waktu pasti terjadinya insiden tersebut masih belum jelas.
Baca juga: Rusia Tawarkan Lisensi Produksi 50 Jet Su-30MKI ke Negara yang Pasok Drone Canggih Buat Israel
Beberapa laporan menunjukkan bahwa MiG-29 Myanmar berada di dekat perbatasan China, melakukan serangan udara terhadap pasukan pemberontak.
Video tersebut direkam pada malam hari dan memperlihatkan peluru pelacak antipesawat ditembakkan ke langit, meskipun tidak ada pesawat yang terlihat dalam rekaman tersebut.
Video tersebut disertai dengan suara-suara dari luar layar, yang kemungkinan besar milik tentara China.
Situs militer, BM yang melansir laporan itu menyatakan belum memverifikasi keaslian video atau informasi tersebut secara independen.
Masih belum jelas kelompok pemberontak mana yang menjadi sasaran.
Namun, Myanmar utara, khususnya di dekat perbatasan Tiongkok, telah lama menjadi medan pertempuran antara militer Myanmar dan berbagai kelompok pemberontak yang memperjuangkan otonomi dan hak-hak etnis minoritas.
Di antara pasukan pemberontak yang paling menonjol di wilayah ini adalah Tentara Kemerdekaan Kachin [KIA], yang mewakili kelompok etnis Kachin.
KIA telah terlibat dalam konflik bersenjata dengan pemerintah Myanmar, mengklaim perjuangan kemerdekaan negara bagian Kachin dan perlindungan penduduk setempat.
Baca juga: Insinyur Top Rudal Balistik Korea Utara Datangi Medan Perang Rusia-Ukraina di Donetsk
Pemain utama lainnya di wilayah tersebut adalah United Wa State Army [UWSA], salah satu kelompok pemberontak paling kuat di Myanmar.
UWSA menguasai wilayah yang signifikan di Negara Bagian Shan utara, yang juga berbatasan dengan Tiongkok, dan dikenal karena hubungannya yang kuat dengan Beijing.
Meskipun telah melakukan gencatan senjata resmi dengan pemerintah Myanmar, ketegangan tetap tinggi, terutama di tengah meningkatnya operasi militer di wilayah tersebut.