Avichay Adraee, Juru Bicara Militer Israel yang Kerap Buat Kepanikan dengan Perintah Evakuasi Paksa
Perwira Israel Avichay Adraee telah tampil di media berbahasa Arab sejak 2006 tetapi kini memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan rumah mereka.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
Ketika Adraee mengambil pekerjaan di militer Israel sebagai juru bicara media Arab di awal usia 20-an, ia menekankan pentingnya menggunakan media sosial.
Sejak saat itu, banyak postingannya diunggah dalam bahasa Arab.
"Idenya adalah menggunakan media sosial tidak hanya untuk menyebarkan siaran pers, tetapi juga untuk menghasilkan wacana di antara audiens target tertentu," katanya.
"Kami ingin memengaruhi, bukan hanya melakukan PR (public relations)."
Selama bertahun-tahun, Adraee menjadi nama yang dikenal luas, memicu banyak kemarahan, meme, dan parodi di Timur Tengah.
Perintah Evakuasi
Sebelumnya pada awal bulan ini, Adraee memerintahkan evakuasi segera penduduk yang tinggal di 25 kota di Lebanon selatan.
Dalam sebuah pernyataan, ia meminta penduduk kota-kota tersebut untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju ke utara Sungai Awali.
Daftar kota tersebut meliputi: Nabi Qasim, Al-Matariyyah, Kharayeb, Mazraat Kauthariyet El Rez, Ansar, Babliyeh, Deir Taqla, Aadloun, dan Ansariyeh.
Adraee tidak memberikan tanggal atau waktu tertentu terkait kapan penduduk dapat kembali ke rumah mereka.
Ia hanya mengatakan tentara Israel akan mengizinkannya jika kondisi memungkinkan.
Menurut kelompok hak asasi manusia Amnesty International, Israel memberikan peringatan evakuasi yang "menyesatkan" kepada warga sipil.
Baca juga: PIJ Bantah Pemimpinnya Terbunuh di Damaskus, Militer Israel: Agresi Darat di Lebanon Segera Berakhir
Israel juga tidak memberi waktu kepada warga untuk melarikan diri ke tempat yang aman.
"Analisis kami menunjukkan bahwa peringatan yang dikeluarkan oleh militer Israel tidak hanya menyertakan peta yang menyesatkan, tetapi juga dikeluarkan dalam waktu singkat — dalam satu contoh, kurang dari 30 menit sebelum serangan dimulai, di tengah malam, melalui media sosial, ketika banyak orang sedang tidur, offline, atau tidak mengikuti laporan media," kata Agnès Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesty International.
"Lebih jauh lagi, menginstruksikan penduduk seluruh kota dan desa di Lebanon selatan untuk mengungsi adalah peringatan yang terlalu umum, yang tidak memadai dan menimbulkan pertanyaan seputar apakah ini dimaksudkan untuk menciptakan kondisi bagi pengungsian massal."