Israel dan Hizbullah Memanas ketika Blinken Berusaha Ciptakan Perdamaian di Timur Tengah
Israel terus gempur wilayah selatan Ibu Kota Lebanon, Beirut dan Hizbullah menembakkan peluru kendali ke Israel ketika Antony Blinken di Timur Tengah.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Febri Prasetyo
Selama melakukan pertemuan, keduanya nampak meninjau hubungan Saudi-Amerika dan bidang kerja sama bersama.
Baca juga: FBI Selidiki Kebocoran Intelijen Terkait Rencana Israel untuk Serang Iran, Apa Itu Five Eyes?
Mereka juga membahas perkembangan regional dan internasional terkini termasuk perkembangan di Gaza dan Lebanon, dan upaya yang dilakukan untuk menghentikan operasi militer dan menangani dampak keamanan dan kemanusiaannya.
Blinken juga akan melakukan perjalanan ke London akhir minggu ini setelah mengunjungi Timur Tengah, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller pada hari Rabu.
Diplomat tinggi AS itu akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Arab di ibu kota Inggris setelah pembicaraan pada hari Kamis di Qatar, kata Miller.
"Sekarang saatnya untuk mengubah keberhasilan itu menjadi keberhasilan strategis yang langgeng," kata Blinken kepada wartawan, dikutip dari Arab News.
"Fokusnya harus pada membawa pulang para sandera, mengakhiri perang ini dan memiliki rencana yang jelas untuk apa yang terjadi selanjutnya," lanjutnya.
Baca juga: Viral Drone Hizbullah Menggocek Apache Israel yang Gagal Mencegat, Lalu Drone Hantam Rumah Netanyahu
Blinken melakukan dorongan besar pertamanya untuk gencatan senjata di Gaza dan Lebanon sejak Israel membunuh pemimpin Hamas minggu lalu - dan yang terakhir sebelum pemilihan presiden yang dapat mengubah kebijakan AS di wilayah tersebut.
Pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum merumuskan visi yang jelas untuk Gaza setelah perang tersebut, selain menyatakan bahwa kapasitas militer dan pemerintahan kelompok militan Palestina Hamas perlu dibubarkan sepenuhnya.
Ada kekhawatiran luas di antara warga Palestina bahwa Israel bermaksud untuk memaksa warga keluar dari sebagian besar Jalur Gaza untuk memungkinkan kontrol Israel yang lebih besar atas wilayah tersebut dan berpotensi memungkinkan pemukim Yahudi untuk kembali setelah penarikan mereka pada tahun 2005.
Blinken mengulangi bahwa Amerika Serikat menolak pendudukan Israel apa pun di Gaza.
Ia mengatakan bahwa dirinya telah diyakinkan oleh Netanyahu bahwa Israel tidak memiliki rencana seperti itu, meskipun ada tekanan dari banyak orang di partainya sendiri untuk mengizinkan pemukim kembali.
"Itu adalah kebijakan AS, dan akan tetap menjadi kebijakan AS, dan itu juga, sejauh pemahaman saya, kebijakan pemerintah Israel, yang saya dengar dari perdana menteri, yang merupakan orang yang berwenang dalam hal ini," ungkap Blinken.
(Tribunnews.com/Whiesa)