Teroris Serang Markas Besar Industri Dirgantara Turki, 5 Orang Meninggal, 22 Lainnya Terluka
Teroris menyerang markas besar Turkish Aerospace Industries dengan tembakan beruntun pada Rabu (23/10/2024), 5 orang jadi martir.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Tayangan televisi menunjukkan kerusakan di gerbang dan pertukaran tembakan di area parkir.
Koresponden Al Jazeera, Sinem Koseoglu melaporkan dari Ankara mengatakan sekitar 15.000 orang bekerja di kampus TUSAS, Kahramankazan.
"Ada yang mengklaim bahwa penyerang yang menyusup menyandera beberapa pekerja, tetapi kami tidak punya keterangan lebih lanjut," katanya.
"Tampaknya, para penyerang memiliki informasi tentang gedung tersebut, tentang pintu masuk," lanjut Koseoglu, sambil menjelaskan bahwa para penyerang mendekati pintu masuk karyawan.
"Banyak pakar kini menduga bahwa ini adalah serangan teroris yang direncanakan secara strategis."
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi menteri kehakiman mengatakan penyelidikan telah dibuka.
Yerlikaya menambahkan saat ini pihak berwenang sedang melakukan identifikais dan pencarian sidik jari masih berlangsung.
Awal minggu ini, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) sayap kanan, yang termasuk dalam koalisi penguasa Erdogan, mengundang pemimpin PKK yang dipenjara Abdullah Ocalan untuk berpidato di parlemen guna mengumumkan pembubaran gerakannya.
Saksi Mata
Saksi mata melaporkan bahwa mereka mendengar ledakan dan tembakan ketika para karyawan mulai meninggalkan gedung tersebut.
Proses evakuasi karyawan di kompleks TUSAS kemudian dimulai, dengan bus-bus diizinkan meninggalkan lokasi setelah operasi berakhir.
Gambar yang beredar memperlihatkan ambulans dan helikopter tiba di tempat kejadian untuk mengevakuasi korban.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang sedang berada di Rusia dalam konferensi BRICS bersama Presiden Vladimir Putin, mengutuk keras serangan tersebut.
TUSAS merupakan produsen dirgantara terbesar di Turki dan sedang mengembangkan berbagai pesawat pelatihan, helikopter militer dan sipil, serta jet tempur pertama buatan dalam negeri, KAAN.
Perusahaan ini dimiliki oleh Yayasan Angkatan Bersenjata Turki dan pemerintah, serta mempekerjakan lebih dari 10.000 orang.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)