Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Muncul di Depan Umum setelah Media AS Melaporkannya Sakit Keras
Hanya berselang sehari setelah media Amerika melaporkan Ali Khamenei sakit keras, kini pemimpin tertinggi Iran itu justru muncul di depan publik.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bertemu dengan keluarga Martir Keamanan di Husainiyya Imam Khomeini pada Minggu (27/10/2024), mengutip blog pribadinya khamenei.ir.
Husayniyya adalah sebuah bangunan yang dirancang khusus untuk pertemuan umat Islam Syiah untuk melakukan praktik spiritual, pendidikan agama dan upacara peringatan, menurut buku Encyclopedia of Islam.
Sementara itu Imam Khomeini mengacu pada Ruhollah Musavi Khomeini, Pemimpin Tertinggi Iran pertama yang menjabat pada dari tahun 1979 sampai kematiannya pada tahun 1989.
Dalam kesempatan itu, Ali Khamenei mengatakan otoritas Iran bertugas memutuskan kualitas unjuk kekuatan Iran terhadap rezim Israel, lapor PressTV.
Kemunculan Ali Khamenei di hadapan umum hanya berselang sehari setelah media Amerika Serikat The New York Times melaporkan bahwa pemimpin berusia 85 tahun itu sedang sakit keras.
Kondisi tersebut, menurut The New York Times, semakin memperumit situasi yang sudah tegang dan menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi pemimpin berusia 85 tahun tersebut.
Situasi internal di Iran dilaporkan masih belum menentu setelah kematian mantan Presiden Iran Ebrahim Raisi pada bulan Mei lalu.
Padahal Raisi disebut-sebut sebagai penerus Khamenei.
The New York Times menambahkan bahwa putra kedua Khamenei, Mojtaba, 55 tahun, mungkin akan mengambil alih kepemimpinan.
Namun, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang kuat kemungkinan besar akan memainkan peran penting dalam suksesi apa pun, dan mereka tampak lebih cenderung aktif menghadapi Israel.
Sosok Ali Khamenei
Ali Khamenei lahir pada 19 April 1939 di Mashdad, Iran.
Baca juga: Ayatollah Ali Khamenei Meminta Militer Iran untuk Siap Perang Lawan Israel, tapi dengan Syarat Ini
Ia merupakan anak kedua dari delapan bersaudara, dari pasangan Seyed Javad Khamenei dan Khadijeh Mirdamadi.
Mengutip leader.ir, Ali Khamenei tumbuh dalam kemiskinan, tapi taat beragama.
Karena ayahnya adalah seorang ulama yang saleh dan tulus, ia dididik sesuai dengan itu.
Pada usia empat tahun, bersama kakak laki-lakinya Sayyid Muhammad, ia dikirim ke sekolah kuno (Maktab) untuk belajar huruf dan Al-Qur'an.
Ali Khamenei menghabiskan studi seminari tingkat dasar dan lanjutan di hawza Masyhad, di bawah bimbingan mentor seperti Sheikh Hashem Qazvini dan Ayatollah Milani.
Pada 1958, dia menetap di Qom kemudian mengikuti kelas kelas Seyyed Hossein Borujerdi dan Ruhollah Khomeini.
Seperti banyak ulama lain yang aktif secara politik pada saat itu, Khamenei lebih banyak terlibat dalam politik dibandingkan dengan ilmu agama.
Ali Hosseini Khamenei adalah Pemimpin Tertinggi Iran saat ini.
Sebagai seorang tokoh agama yang penting, Ali Khamenei umumnya disapa dengan gelar kehormatan "ayatollah."
Ali Khamenei pernah menjabat sebagai Presiden Iran pada tahun 1981-1989.
Pada tahun 2010, Forbes mendaftarkan Khamenei sebagai salah satu “Orang Paling Berpengaruh di Dunia”.
Majalah Time juga menobatkannya sebagai salah satu dari “Time 100" pada tahun 2007.
Ali Khamenei adalah tokoh kunci dalam Revolusi Islam tahun 1979 dan orang kepercayaan Ruhollah Khomeini, Pemimpin Tertinggi Iran sebelumnya.
Ali Khamenei terpilih sebagai presiden Iran setelah pembunuhan presiden sebelumnya, Mohammad-Ali Rajai pada tahun 1981.
Baca juga: Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei Target Israel Berikutnya Setelah Yahya Sinwar
Dengan suara terbanyak, Ali Khamenei menjadi ulama pertama yang menjabat sebagai Presiden Iran.
Dalam pidato pengukuhannya sebagai presiden, ia berjanji untuk memberantas “penyimpangan, liberalisme, dan kelompok kiri yang dipengaruhi Amerika.”
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)