Pasukan Israel Serbu Jenin dan Salfit, Otoritas Palestina Ikut Tangkapi Warga Tepi Barat, Kenapa?
Pasukan Israel menyerbu Jenin, disertai dengan buldoser militer, dan menempatkan diri di Jalan Nazareth. PA juga tangkapi warga Palestina, kenapa?
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pasukan Israel Serbu Jenin dan Salfit, Otoritas Palestina Ikut Tangkapi Warga Tepi Barat, Kenapa?
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan pendudukan Israel menyerbu kota Jenin, Tepi Barat, Senin (28/10/2024) dini hari.
Sumber lokal, dilansir Khaberni, melaporkan kalau pasukan pendudukan Israel menyerbu kota tersebut, disertai dengan buldoser militer, dan menempatkan diri di Jalan Nazareth.
Baca juga: Hamas Tuduh Otoritas Palestina dan Fatah Bekerja Sama dengan Israel, Perang Saudara di Tepi Barat?
Sumber tersebut mengindikasikan bahwa pasukan pendudukan menahan sejumlah pemuda di Bundaran Jameel di Jalan Nazareth.
Sumber tersebut menunjukkan kalau pasukan pendudukan menyerbu sejumlah toko di jalan tersebut.
Pasukan pendudukan Israel juga menyerbu kota Salfit pada Senin dini hari.
Sumber lokal melaporkan bahwa pasukan besar tentara pendudukan menyerbu kota dan menggerebek beberapa rumah, yang pemiliknya diidentifikasi sebagai: Mazouz Al-Taqtaq, Sami Abu Zaher, Abu Bilal Shaheen, Abu Ashraf Zuhd, Maher Al-Rimal, dan Yassar.
Otoritas Palestina Tangkapi Warga di Tepi Barat
Di lain pihak, Dinas keamanan Otoritas Palestina (PA) dilaporkan melakukan kampanye penangkapan warga Palestina di Tepi Barat di tengah agresi militer pasukan Israel.
Khaberni melaporkan, Israel menangkap tahanan yang dibebaskan Israel, Ihab Awad Shuli dari kota Asira al-Shamaliya, utara Nablus.
Zakaria Al-Saidi, saudara laki-laki seorang tahanan yang ditahan oleh pendudukan Israel, juga ditangkap di Tulkarem.
Penangkapan-penangkapan warga Palestina oleh PA bukanlah hal baru.
PA dilaporkan juga melakukan aksi kekerasan terhadap aktivis pembebasan Palestina yang menentang pendudukan Israel.
Kenapa PA menangkapi sendiri warga Palestina?
Analis politik Khalil Shaheen, dikutip Al Jazeera menggambarkan tindakan PA sebagai “kebijakan bertahan hidup”.