Latgab Militer TNI AL-AL Rusia dan Politik Keseimbangan Indonesia
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov menyatakan tidak ada yang dirahasiakan dari latihan militer TNI AL dan AL Rusia.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Latihan serupa, tambahnya, juga pernah dilangsungkan Angkatan Laut Rusia dengan sejumlah negara lain, termasuk negara-negara ASEAN.
“Kami dulu melakukan latihan seperti itu dengan Tiongkok, dengan India. Tahun lalu kami berpartisipasi dalam latihan serupa di Rusia dan ASEAN,” lanjutnya.
Latihan Operasi Militer Perang (OMP) Orruda 2024 akan terbagi dua tahap, yaitu harbor phase dan sea phase.
TNI AL akan mengerahkan kapal perang KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Frans Kaisiepo-368, dan helikopter AS 565 MBE.
Sementara Angkatan Laut Rusia menurunkan kapal perang Corvet Class – seperti RF Soversheny, RF Gromky dan RF Aldar Tsydenzhapov. Juga kapal tanker kelas medium, helikopter KA-27 dan Tug Salvage Alatau.
Dilihat dari skala latihan dan kekuatan tempur yang dikerahkan, Orruda 2024 memang belum bisa dibandingkan dengan Super Garuda Shield.
Tetapi secara substantif, Orruda 2024 adalah momen Indonesia meletakkan kebijakan politik luar negerinya yang tidak ingin ikut blok militer manapun.
Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif, dan ini ditegaskan kembali Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pertamanya di Sidang MPR sesudah dilantik 20 Oktober 2024.
Indonesia ingin bekerja sama dengan siapapun, dan secara historis Jakarta memiliki hubungan istimewa dengan Moskow.
Tahun depan, Rusia-Indonesia akan menggelar event khusus, merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Pada Juli 2024, Prabowo Subianto yang ketika itu sudah menjadi ‘Presiden Terpilih’, bertamu ke Kremlin, menemui Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara Presiden Joko Widodo menjelang KTT G-20 di Bali, membuat lawatan khusus, menemui Vladimir Putin, dan juga Volodymir Zelensky di Kiev Ukraina.
Lalu di KTT G-20 Bali, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan khusus dengan Presiden AS Joe Biden, juga dengan Presiden China Xi Jinping.
Semua pertemuan itu menunjukkan gambaran Indonesia yang bersahabat dan ingin tetap menjadi mitra bagi siapapun di tengah persaingan kuat AS degan Rusia dan China.